Pusing nungguin KRS online sejak pagi membuatku tergugah buat blogging aja, daripada mumet. Pertamanya ngelihat postingan-postingan lamaku di fb (notes maksudnya). Terus jadi inget lagi sama peristiwa dua tahun yang lalu, yah, hampir tiga tahun sih, kejadiannya pas tahun 2009. Saat itu, aku dalam keadaan sedih mendalam karena ditinggalkan seseorang. Yaaa, seseorang yang saat itu sangat aku sayangi, my ex boyfriend.
Aku nggak mau ngulang-ngulang banyak cerita, karena pada dasarnya aku males juga ngungkit-ngungkit hal yang udah berlalu.
Tapi, dengan postingan ini, aku berharap buat siapapun yang membaca postingan ini, entah dia ada pada posisi “meninggalkan” ataupun “ditinggalkan”, dia bisa yakin dengan apa yang dia lakukan.Singkat cerita, aku sebagai orang yang berada dalam posisi ditinggalkan. Pada saat itu, aku juga nggak mendapatkan alasan yang jelas. Perfecto ! Aku sendiri bukan orang yang mudah menerima ketidakjelasan. Akan lebih mudah untukku kalo waktu itu dia bilang “aku lho udah ga suka sama kamu” atau “aku bosen” atau “aku mau konsen kuliah” atau apapun lah yang bisa membuatku berpikir kalo keputusannya memang tepat. Tapi aku nggak dapet alasan yang jelas. Hal ini yang membuat aku jadi lumayan susah buat move on, karena aku terus bertanya-tanya, kenapa aku ditinggalkan. Walaupun sejak awal, aku lebih memilih berada pada posisi yang ditinggalkan, karena dengan begitu aku tidak menyakiti siapapun, tapi ternyata, ditinggalkan dengan cara seperti yang kualami itu rasanya sakit juga.
Nah, sekarang aku cuma pengen share aja. Untuk kamu yang merasa harus meninggalkan seseorang, pastikan keputusanmu benar. Ketika kamu meninggalkan seseorang, bagaimana pun caranya, pasti menyakitkan bagi seseorang yang kamu tinggalkan. Jadi, ringankanlah rasa sakitnya itu dengan alasan yang jelas. Buat alasan yang logis dan mudah dimengerti. Jangan membuat alasan yang berbelit-belit, karena itu hanya akan membuat orang yang kamu tinggalkan semakin tak mengerti, mengapa kamu harus meninggalkannya. Jujurlah, semenyakitkan apapun itu. Kalau udah nggak sayang, bilang aja nggak sayang. Kalau bosen, bilang aja bosen. Keputusan untuk meninggalkan seseorang pun juga pasti keputusan yang berat dan dilakukan karena terpaksa. Oleh karena itu, pikir baik-baik, tanya sama hatimu, kalau semua masih bisa diperbaiki, jangan diakhiri. Pastikan keputusanmu itu keputusan yang tepat. Karena nggak semua orang yang ditinggalkan punya kemampuan untuk menerimamu kembali.
Untuk kamu yang dalam posisi ditinggalkan, tenang, kamu bukan satu-satunya yang mengalami itu. Aku pernah merasakannya dan itu rasanya sakit. Maka sejak saat itu, aku belajar untuk lebih realistis. Aku belajar bahwa semua bukan milik kita. Segala sesuatu hanyalah titipan, termasuk perasaan. Jadi, jauh hari, sebelum kamu jatuh cinta, siapkanlah hatimu untuk kehilangan. Jangan menitipkan hatimu pada siapapun, karena menjaga hati adalah kewajibanmu sendiri. Dari apa yang kualami, aku belajar bahwa orang yang berada dalam posisi ditinggalkan punya alasan yang jauh lebih banyak untuk bisa move on. Tanamkan dalam diri kamu, bahwa dia yang meninggalkanmu telah kehilangan kesempatan emas untuk memilikimu. Ikhlaskan perginya, karena Tuhan telah menyiapkan seseorang yang jauh lebih baik untukmu. Jangan pernah tenggelam dalam kesedihan. Kamu boleh menangis, itu manusiawi, akupun dulu menangis. Tapi jangan keterusan, kamu punya dunia yang indah. Melangkahlah lagi dengan semangat. Buktikan kalau kamu terlalu istimewa untuk ditinggalkan.
See ? aku nggak menghakimi bahwa orang yang berada dalam posisi “meninggalkan” itu jahat, nyakitin hati orang lain, dan lain sebagainya. Akupun pernah berada dalam posisi itu, dan rasanya juga sama-sama nggak enak. Lewat postingan ini, aku pengen menyampaikan bahwa, perpisahan itu nggak ada yang nggak menyedihkan. Bagaimanapun caranya. Tapi, bagaimana kita mengolah kesedihan, itu kuncinya. Kamu bisa move on atau menangis sepanjang hari. Kamu bisa punya cerita yang baru atau tetap tinggal dalam lembaran lama. It’s all about your choice..
Remember, Tuhan nggak akan mengambil apapun dari kita, kecuali telah menyiapkan sesuatu yang istimewa sebagai gantinya :)
:-D
BalasHapuswah ada mas Hakim :D
BalasHapuspasti terinspirasi dari aku ya :p
BalasHapushuuu
BalasHapuspedeee :p
hehehe
Meninggalkan atau Ditinggalkan..
BalasHapussekarang bagiku lebih baik saling melepaskan,
saya punya sahabat dekat, lebih kuanggap sbg saudara. beberapa tahun lalu, 5-6 tahun lalu, dia dekat dengan seorang wanita calon guru kuliah di UNY, hubungan nya dekat tapi tak "pacaran". ketika kami selesai kuliah 2010, mereka tetap berhubungan dekat, begitu juga aku melihat hubungan unik mereka. tetapi tahun 2011 awal tiba-tiba "bu guru" itu bersikap aneh menjauhi sahabatku ini. perlahan demi perlahan menghilang dari sahabatku. juli 2011, sekitar tanggal 11-15 juli "bu guru" kirim pesan ke email ku, bahwa dia ingin ucapkan maaf atas apa yg dilakukannya dia tak jelaskan apa alasannya. 25 juli "bu guru" menikah dengan kawan kami sendiri. semuanya kawan dekat Jogja kami kaget setengah mati. tapi bagiku itulah hidup.
sekarang 2012, 1 tahun dari kejadian "gelap" itu, semua berjalan masing-masing, dengan rutinitas kami, bekerja dll.
sahabatku sibuk dengan studi lanjutannya, aku sibuk dengan pekerjaanku. sesungguhnya saya kasihan dengan "bu guru" seperti terkena "karma" ditinggalkan oleh kami dan kawan jogja lainya yg dulu selalu bersama.tapi mungkin itulah yang terbaik utk menghormati perasaan yg dulu ditinggalkannya.
sesekali kami ingin ulangi jogging bersama bercanda di boulevard itu. sekedar minum es gulas kah atau lainnya,
apa kabar jogja hari ini?
_mungkin UGM memang tak akan pernah "akur' dengan UNY_ :)
segala sesuatu pasti punya alasan,, masalahnya adalah alasan itu bisa diungkapkan atau tidak..
Hapussetiap orang harus saling memaklumi, tapi setiap orang juga berhak untuk mendamaikan hatinya sendiri, jadi bijaksanalah :)
"Remember, Tuhan nggak akan mengambil apapun dari kita, kecuali telah menyiapkan sesuatu yang istimewa sebagai gantinya :)"
BalasHapusBener banget tuh.
dan karma itu ada ko. Bukannya menyumpahi, tp Tuhan terlalu adil untuk bisa dipermainkan oleh manusia.
Salam kenal :)
iyaa, bener banget, siapa yang menanam kan akan menuai..
BalasHapusmakasi komennya mbak Ldy, salam kenal juga :D
ditinggalkan tanpa kejelasan memang menyakitkan. Tp hikmah yg bisa diambil terlalu istimewa, ''dia bukan yang terbaik untukku dariNya''.
BalasHapushohoo
Hapusiya bener banget mbak Gee, mungkin dia dan kita sama-sama baik, tapi tidak baik untuk bersama-sama.. hehe, namanya nggak jodoh ya begitu, mau dipertahanin gimanapun juga, ya nggak bisa nyatu :)
Bener banget tuh
BalasHapusw juga pernah di tinggalkan tp itu semua uda berlalu...
dan w juga ga mau inget" lg
klo pun di tinggalkan lagi tanpa alasan yg jelas, w bakal ttp sabar & selalu menanti yg terbaik dari tuhan.