Sudah menjadi rahasia umum kalau weekend itu sangat-sangat dinantikan oleh sejuta umat. Bahkan mungkin sejak hari Jumat, banyak yang sudah mulai menyusun rencana untuk mengahbiskan weekend-nya. Hari Sabtu merupakan hari yang identik dengan acara apel-mengapel, pacar-memacar, hangout, dan sebagainya, yang jelas have fun lah. Bisa dipahami sih, setelah bekerja atau kuliah satu minggu penuh, tentu sebagai sewajarnya manusia, kita perlu yang namanya refreshing. Nah, akhir minggu dinilai menjadi waktu yang tepat untuk menjalankan kegiatan refreshing itu.
Yang seringkali menjadi masalah adalah ketika keinginan untuk refreshing itu tidak dibarengi dengan kemampuan si empunya keinginan. Misalnya saja, ada yang pengen kencan tapi nggak punya pacar. Ada yang pengen diapelin tapi ternyata lagi LDR-an. Ada juga yang lagi nggak bisa jalan ke mana-mana gara-gara nggak punya duit atau nggak ada yang ngajakin. Kondisi-kondisi semacam itulah yang akhirnya menjadi sumber dari kegalauan mayoritas orang. Sebagai buktinya, setiap hari Sabtu datang, timeline di twitter selalu ramai sama orang-orang yang menggalau gara-gara hal-hal yang saya sebutkan di atas. Hehe.
Saya sendiri bukan termasuk orang yang sangat mengagungkan hari Sabtu sebagai hari refreshing sedunia, atau hari kencan sedunia. Seumur-umur, sampai hari ini, saya belum pernah yang namanya menargetkan secara khusus “mau malem mingguan ke mana” atau “mau ngapain ya malem minggu ntar”. Buat saya, hari Sabtu ya sama aja kayak hari-hari yang lain. Bahkan nggak jarang, saya malah ngabisin hari Sabtu dengan berkutat sama yang namanya tugas kuliah. Hahaha.
Saya heran sama orang-orang yang kemudian membuat target-target khusus terkait hari Sabtu malamnya. Sebenernya nggak masalah juga sih, namanya juga pengen menghibur diri. Tapi masalahnya, kalo semua keinginan itu nggak bisa terpenuhi, maka mereka-mereka akan memasuki tahapan galau secara massal. Akibatnya, ada yang uring-uringan di timeline twitter, ada yang mengeluarkan statement-statement ngenes nan lebay, dan banyak lagi ekspresi kekecewaan karena gagal Sabtu malaman. saya jadi kasihan, padahal seharusnya kan masih banyak yang bisa dilakukan kalo emang lagi nggak bisa ke mana-mana pas hari Sabtu malam. Misalnya nyicil tugas kuliah, daripada numpuk-numpuk kan. Kalo emang pengen rehat, bisa nyantai-nyantai aja di rumah, ngabisin waktu buat bareng sama keluarga. Kalo diitung-itung, pasti mayoritas waktu kita diabisin buat di luar rumah kan. Apalagi buat mahasiswa, orang kantoran, dan lain-lain. Seringnya rumah Cuma buat numpang tidur, mandi, sama sarapan. Nah, momen weekend nggak boleh dilewatkan untuk mencoba berlaku adil sama keluarga. Bantu-bantu orangtua, lebih banyak ngobrol, nonton tv bareng, atau malah main-main bareng sama papa, mama, adek, kakak di rumah juga nggak kalah seru.
Jangan sampai lupa setiap hari itu sama. Sama-sama harus kita syukuri karena Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk bernafas. Sama-sama harus kita manfaatkan sebaik-baiknya karena waktu itu sifatnya sangat terbatas. Sama-sama harus kita gunakan dengan bijaksana. Dan juga, sama-sama terlalu sangat berharga kalo dilewatkan dengan acara menggalau ria. Lagian, banyak cara untuk refreshing. Nggak perlu selalu harus keluar rumah, kan. Ngelakuin hobi aja udah bisa dibuat refreshing, dan bisa dilakukan kapan saja.
Jadilah manusia yang mudah merasa bahagia, bahagia kan nggak butuh alasan. That’s why happiness doesn’t need “y” (baca: why ; english). Dan yang nggak kalah penting, jangan sampai mengubah keinginan menjadi tuntutan yang akhirnya malah menyiksa diri sendiri.
Oh iya, Saturday Night itu artinya Sabtu Malam lho, cek di kamus deh, bukan Malam Minggu ;)
0 komentar:
Posting Komentar