"Aku suka lagunya sheila on 7 yang buat aku tersenyum..", kataku di senja itu. Rapat himpunan menahanku pulang, padahal kuliah sudah selesai sejak jam 12 siang tadi.
"Oh ya? kenapa?", tanya Ian.
"Mmm, dulu, lagu itu yang pertama aku coba buat belajar main gitar, hehee.."
"Lho, kamu bisa main gitar?"
"Enggak, lagu itu juga cuma bisa intronya doang.. "
"Berarti aslinya bisa, tuh.."
"Enggak bisaaa.."
Dan senja itu aku dan Ian terus saja membicarakan lagu-lagu sheila on 7. Banyak sekali persamaan antara aku dan kamu. Kita sama-sama menyukai musik, menulis, menyanyi, dan beberapa hal lainnya. Mungkin kegemaran yang sama membuat kita cepat sekali dekat. Berawal dari didaulat untuk berduet akustikan di satu acara kampus, kita membicarakan banyak hal. Kita berbagi, dan menjalani banyak cerita.
* * *
Bulan ini, sudah sekitar satu tahun aku dekat denganmu. Tidak, kita tidak punya tanggal khusus anniversary. Beberapa kali bahkan aku dan kamu suka tertawa-tawa sendiri kalau sedang membicarakan kedekatan kita, karena sama-sama bingung untuk menetapkan dari mana awalnya. Kita dekat, kita paham dengan apa yang kita jalani, meskipun tidak semua orang bisa mengerti.
Aku dan kamu memang sama-sama sibuk. Aku, sekalipun sudah pensiun dari himpunan, masih saja suka berkutat dengan event-event kampus. Tidak jauh berbeda, kamu yang masih memegang peran di himpunan juga memiliki banyak tanggung jawab. Sekalipun satu kampus, aku dan kamu juga sangat jarang bertemu. Bisa saling bertemu di akhir minggu saja sudah bersyukur. Biasanya, di tiap pertemuan itu, kita akan saling bercerita tentang kegiatan selama seminggu, tentang rapat-rapat dan kegiatan yang kamu jalani. Kadang kamu juga menyempatkan waktu beberapa menit untuk menemaniku menunggu jemputan. Begitulah kita menikmati sempitnya waktu, membuat setiap detik menjadi sangat berarti untuk dilewatkan bersama-sama, walaupun sebentar.
Malam meninggi, dan aku sudah sekitar satu jam-an berada di balkon kamar. Memandangi bintang, mengingat-ingat lagi apa yang sudah kita jalani selama ini. Sukanya, dukanya, cerita-ceritanya. Ada satu malam yang sangat aku ingat selama hampir satu tahun ini. Malam itu, ada satu kalimat yang kamu kirimkan melalui pesan singkat.
"Aku pengen jadi orang yang selalu bisa bikin kamu senyum. Aku nggak mau senyum kamu sampai ilang dari wajah kamu. Aku usahain meskipun susah.. :)"
Sejauh ini kamu telah selalu berhasil membuatku tersenyum. Entah kamu sadari atau tidak, sengaja atau tidak sengaja. Ya, kamu selalu berhasil.
Angin malam menyesapi rongga-rongga kulitku. Dingin mulai kurasakan, tapi dalam hati ini tetap saja terasa hangat. Mengingatmu, mengingat cerita kita, selalu bisa membuatku nyaman. Selama aku bisa, selama Tuhan mengijinkan aku untuk membuatmu bahagia. Detikan jam menyadarkan lamunanku, jam setengah dua belas malam. Aku segera masuk kamar, menutup pintu menuju balkon. Aku membuka jendela untuk yang terakhir kalinya malam ini, menikmati kilauan-kilauan indah yang kecil di atas sana.
Kutarik selimut, kuselipkan headset di telingaku. Malam ini aku sangat rindu kamu, entah kenapa. Jadi aku memutuskan untuk memutar satu rekaman kita, lagu favoritku yang telah otomatis menjadi lagu favorit kita.
bila ku lelah tetaplah di sini
jangan tinggalkan aku sendiri
bila ku marah biarkan ku bersandar
jangan kau pergi untuk menghindar
0 komentar:
Posting Komentar