Aku membawa baki kecil berisi secangkir teh hangat dan beberapa biskuit ke balkon kamar. Ini sore, sebentar lagi matahari turun dan pulang ke peraduannya. Pemandangan itu yang sedang sangat ingin aku lihat. Beberapa hal tidak berjalan baik hari ini, aku gagal masuk tim paduan suara, tugas kelompokku tidak selesai tepat waktu. Suaraku memang sedang sedikit serak sejak beberapa hari yang lalu, jadi seharusnya aku tidak begitu bodoh untuk tetap ikut audisi. Tapi nyatanya aku tetap ikut, audisi itu tepat di malam minggu, jadi apa lagi yang bisa kulakukan untuk membunuh waktu selain ikut audisi itu?
Senja di balkon ini memang senja paling nyaman dan indah. Sekarang aku bisa menyaksikan lagit sedang kemerahan, dengan beberapa ekor burung yang beterbangan kembali ke sarangnya. Angin berhembus sepoi-sepoi. Seketika saja aku merasa sendiri, amat sendiri. Biasanya di jam-jam ini, handphone-ku akan berbunyi, sekedar mengingatkan aku untuk keluar memandangi senja, biar aku merasa lebih baik. Tapi aku tahu hal itu tak akan terjadi lagi, jadi aku matikan handphone-ku sejak tadi.
Aku menyeruput teh hangatku pelan-pelan. Tiba-tiba aku mendelik, dan reflek menahan mulutku supaya tetap terkatup. Sial, aku rupanya salah memasukkan garam ke dalam tehku. Aku menutup mata dan memaksa menelan teh yang ada dalam mulutku. Cepat-cepat kumasukkan biskuit manis ke mulutku. Beberapa kunyahan, lalu aku sadar biskuitku tinggal satu. Hampir saja aku berdiri untuk mengambil biskuit lagi, tapi aku segera teringat. Tidak ada lagi yang akan menghabiskan biskuit yang tak habis kumakan.
Aku memang sedang tidak baik-baik saja, Rian. Aku masih saja berharap saat ini kamu ada di sampingku, melihat senja kesukaan kita, bersama-sama.
I've never felt this way before
Everything that I do reminds me of you
Everything that I do reminds me of you
0 komentar:
Posting Komentar