Senin, 23 Desember 2013

Bagaimana jika..

0

Bagaimana jika kukatakan bahwa aku tahu segalanya?

Bagaimana jika kukatakan bahwa aku tahu semua yang kamu katakan tentangku pada mereka?

Bagaimana jika kukatakan bahwa aku tahu perilakumu saat aku tak berada di dekatmu?

Bagaimana jika kukatakan bahwa aku tahu skenario-skenario yang kamu buat untuk orang-orang di sekitarmu?

Bagaimana jika kukatakan bahwa aku kenal dengan kepribadian-kepribadian yang kamu suguhkan berbeda di tiap kesempatan?

Bagaimana jika kukatakan bahwa aku tahu apa yang kamu sembunyikan dariku?

Bagaimana jika kukatakan bahwa aku tahu semuanya?
Setiap detail yang tidak kamu ceritakan
Setiap rasa yang kamu pendar-pendarkan diam-diam
Setiap rindu yang nyatanya tak pernah nyata
Setiap cerita yang kamu simpan sendirian

Bagaimana?

Apa yang akan kamu katakan untuk menjelaskan itu semua?

Sabtu, 21 Desember 2013

menantang diri sendiri

0

biarlah air mata menjadi saksi
bahwa aku kian memahami diriku sendiri
perihnya, sakitnya
sampai angkuhnya
biar saja aku belajar untuk memahami apa yang aku rasakan

jika kau tanya bagaimana rasanya
aku mungkin hanya akan diam
dan memberi senyuman
karena aku sudah tidak ingin membaginya dengan siapapun

Jumat, 20 Desember 2013

hati yang sama

0

pertanyaan yang sama
kemudian hanya kupertemukan dengan
tawa yang sama
kalimat "nggak apa-apa" yang sama

ternyata sesempurna itu ketika aku dan kamu menjadi kita

dan aku masih dengan senyum yang sama
mencoba memahami ketidakmengertian

ini wajar

karena tak semua harus tahu segala

iya kan?

Minggu, 15 Desember 2013

Mengukir Jejak

0

Kalau tidak salah, dua hari yang lalu, baru posting yang judulnya kertas kosong. Awalnya memang lagi kepikiran sama jejak yang pernah ditinggalkan orang di masa lalu. Jejak kebaikan berupa kebiasaan baik yang masih saya jalankan sampai sekarang, walaupun sudah tidak sedekat dulu dengan si pemberi jejak(s).

Kemudian berlanjut ke satu pemikiran serius bahwa..

Ketika kita memutuskan untuk memasuki kehidupan seseorang, maka kita juga akan mengukir jejak di dalam kehidupannya itu.

Kenapa mengukir?

Jumat, 13 Desember 2013

kertas kosong

0

File:Sharpened pencil next to sheet paper.jpg


lembar-lembar kosong
lalu pensil menari-nari di atasnya
menciptakan goresan
indah
dan berjejak

lalu kemudian kamu sendiri yang menghapusnya
warnanya hilang
tapi guratnya masih jelas

kalau kamu lihat
akan kamu temukan di sana
tinggal yang (benar-benar) baik saja

kertas yang mengucap terima kasih
atas segala jejak kebaikan
dari pensil yang kini pergi
dari tangan yang menghapus dengan sadar diri

Sabtu, 07 Desember 2013

Aku Ada

0

Entah sudah berapa jam yang kita lewati dalam diam. Dalam remang cahaya yang meneduhkan. tidak ada kata yang terucap, padahal kita sedang bersebelahan. Kamu diam, aku juga diam. Tapi wajahmu tetap saja indah.

Bagaimana mungkin aku tidak jatuh cinta dengan sepasang mata indahmu yang beraura syahdu? Dua lesung pipi yang bisa terlihat bahkan ketika kamu hanya menggerakkan salah satu sudut bibirmu. Kamu cantik, sangat cantik.

Hai kamu, tidakkah ingin mengucap satu patah kata saja padaku? Mungkin sekedar kata “halo”?

Kamu tetap diam. Wajahmu seperti diselimuti mendung. Apa ada yang tidak beres?

Kamu tidak menjawabku. Baiklah, tak apa. Walaupun kamu hanya diam, aku tidak akan pergi. Paling tidak, aku bisa berada di dekatmu. Membuatmu yakin kalau kamu tidak sendirian. Karena hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu, sebelum waktu memaksaku untuk benar-benar pergi dari kamu.

Tiba-tiba saja kamu menoleh padaku. Hei, apakah ini tanda kalau sebentar lagi kita akan saling berbicara??

Fuuuuhhhh..


Aku salah. Semuanya selesai sudah. Selamat tinggal, kamu meniupku. Mati.

Sabtu, 23 November 2013

sapa ke dua ratus

2

hai, tentang pelangi..
tak terasa, ini sapa ke dua ratus
hanya ingin mengucap selamat padamu
serupa manusia yang berulang tahun
ini juga peringatan
ingatkan aku
untuk memberimu selamat tiap tambahan seratus posting

sesungguhnya aku ingin menulis sesuatu yang spesial
tapi aku tak punya ide

selamat postingan ke dua ratus :)

aku lupa, kapan tepatnya aku menyukai pelangi
dan semoga aku akan lupa untuk tidak menyukainya

pelangi selalu indah dan membuat orang (minimal) tersenyum
menatap ke atas, ke langit
maka seperti itulah kuharap blog ini adanya

minimal, apa yang aku tulisa di sini bisa membuat orang tersenyum

jika menginspirasi adalah kata yang terlalu muluk
semoga menjadi alasanmu tersenyum adalah hal sederhana yang telah dan akan terus kulakukan :)

keep shining, rainbow :D

Selasa, 19 November 2013

is that you??

0




aku melihatmu
tapi itu bukan kamu
aku mengenalmu
tapi ternyata tak tahu apa-apa tentangmu

terlalu tebal kabutnya
membuatmu tidak nampak dalam keabu-abuan

sementara badai masih terus menari
kamu tak tenang
sebabnya selalu sembunyi
dan tak percaya

pertunjukannya belum usai, katamu
aku duduk di bangku dingin, dengan pandangan dingin menatapmu
bermain peran
kamu suka, katamu
aku tersenyum menggigil takut

aku lalu berjalan menuju pintu keluar
sejenak kusempatkan menoleh ke arahmu
bertanya dalam hati
"hello, is that you or 'another' you??"

aku pergi, aku takut

Sabtu, 16 November 2013

Jumat, 15 November 2013

10 pertanyaan untuk cinta

0

Aku adalah kunang-kunang.

Dalam gelap aku terbang, dalam gelap aku terang.


Dan jadilah kau senja. Karena gelap kau ada, karena gelap kau indah.


Aku hanyalah kunang-kunang dan engkau hanyalah senja.


Saat gelap kita berbagi. Saat gelap kita abadi.



-- salah satu puisi dalam buku Cinta Itu, Kamu by Moammar Emka

Rabu, 13 November 2013

cinta tanpa suara

2

"Langitnya bagus ya, Sya?"

"Pelanginya yang bagus, Ndra."

"Langitnya lebih bagus. Nggak tiap hari lah bisa dapet pemandangan langit sebagus ini! Liat, awannya nggumpal-nggumpal putih, tapi kena semburat warna oranye dari matahari yang hampir tenggelam. Bener-bener maha karya.."

"Iya, tapi pelanginya lebih bagus! Pokoknya pelanginya lebih bagus!" kataku sambil menjulurkan lidah ke Andra. Andra cuma tertawa.

Ini, entah senja ke berapa. Entah pelangi ke berapa. Entah gumpalan awan yang mana yang sedang menertawakan aku dan Andra berdebat lucu mengenai hal-hal kecil. Taman belakang rumahku adalah tempat favorit. Kami biasa berbicara tentang apa saja, bertengkar karena apa saja, berdebat hal apapun yang terlintas tanpa rencana.

"Sya.."

"Apa?"

Kami berpandangan sejurus kemudian, beberapa detik.

"Menurutmu aku masih harus ngomong, kah?"

Aku tersenyum.

"Harus!"

"Sepenting itukah untuk dikatakan? Aku yakin kamu udah tau apa yang bakal aku bilang. Biasanya juga gitu, kan. Kita liat-liatan beberapa detik, dan langsung sama-sama tau, kita lagi ngetawain orang yang sama."

"Tapi aku maunya kamu tetep bilang, Ndra.." mataku menerawang ke angkasa, sembari berdoa. Semoga semu merah ini ditutupi jingganya senja.

"Marsya, cinta akan tetap cinta walaupun nggak dikatakan, kan?"

Lalu tangan kami saling menggenggam.

"Iya, cinta akan tetap jadi cinta, kok.." sahutku dengan beberapa gerakan tangan, berisyarat.


suara hati kita bergema melantunkan nada-nada
melagu tanpa berkata






inspired by:  Setapak Sriwedari-Maliq N D'essentials

Selasa, 12 November 2013

doa untuk hujan

0

ini bukan hujan pertama sejak mendung mulai menyambangi kota
beberapa hari, awan kelabu hanya serupa payung di atas kota
sementara tetesan air seperti belum mau turun darinya

kemudian, tadi senja menyajikan pertunjukan indah
kolaborasi warna oranye, sementara rintik hujan turun dengan anggun
tidak deras, tapi tidak juga turun sebagai gerimis
lalu tunas-tunas rindu dari dalam tanah pun bermunculan
aroma damai yang dihirup manusia dalam-dalam

hai hujan, selamat datang
semoga setelah kau datang, kau tetap dirindukan
beberapa orang dilanda kebingungan
sebab mereka hanya rindu ketika kau tak ada



menjadi satu lilin

4

Senin, 11 November 2013 saya ketemuan sama salah satu dosen favorit. As usual, dalam satu periode tertentu, saya rutin ketemu sama beliau untuk nyerahin proyek jurnal. Dan ya, hari itu bertepatan sama hari UTS di mana para doesn juga baru sehari sebelumnya balik dari Korea untuk keperluan konferensi. Jadilah ruang dosen jam 9 pagi tuh masih sepi, padahal biasanya udah rame banget.

Setelah kelar ngomongin urusan proyek jurnal, dosen saya ini tanya-tanya kegiatan saya sekarang. Saya sendiri udah lulus bulan Agustus kemarin, dan sampai sekarang masih ngikutin tahap-tahapan buat beberapa tes kerja. Job seeker, nungguin pengumuman tes kerja, sambil nyambi-nyambi ngerjain proyekan dari dosen. Dari ngomongin tes kerja itu, saya sama dosen saya ini malah ngobrol banyak.

Salah satunya sih ngomongin masalah dunia kerja. Beliau banyak ngasi wejangan buat saya yang notabene masih dalam tahap akan memasuki dunia kerja. Kalo dibuat poin-poin sih, kurang lebih ini yang disampaikan sama dosen saya:

Minggu, 10 November 2013

Moonbow

4

Kemarin sore aku buka chat whatsapp dari salah satu adek angkat(an), yang ternyata isinya adalah gambar pelangi di malam hari. And she said "mbak, ternyata pelangi bisa ketemu sama bintang, namanya moonbow :))".

Jujur itu juga baru aku tau, aku pernah sih lihat bulan yang dikelilingi pelangi, tapi di gambar yang dikirimi sama adek angkat(an)ku itu, pelanginya besar banget, bukan mengelilingi bulan kayak yang pernah aku lihat. Pelanginya berbentuk setengah lingkaran, besar, seperti pelangi yang biasa kita lihat di siang hari, setelah hari hujan.

Lalu aku tiba-tiba tertarik, langsung deh, googling. Jadi, fenomena moonbow ini terjadi ketika kelembaban udara dibiaskan oleh cahaya yang dipantulkan sama bulan. Karena jumlah cahaya yang relatif kecil atau sedikit (karena sifatnya cuma pantulan dari bulan), moonbow ini nggak sejelas pelangi yang biasa kita lihat waktu hari terang. Bahkan, seringkali moonbow hanya terlihat sebagai pita cahaya berwarna putih. Oleh karena itu, moonbow juga biasa disebut black rainbow, white rainbow, atau space rainbow.

Kayak gini nih, yang namanya moonbow..

pita setengah lingkaran super besar

serupa pita besar warna putih, tuh bulannya kelihatan

pelanginya ketemu sama bintang

Bagus banget kaaaan?? :))

Pelangi itu mau pagi, siang, sore, malem, tetep aja bagus.

Tapi, menurutku, pelangi jauh lebih indah ketika sinar yang membentuknya adalah sinar yang langsung dan utuh dari matahari, bukan sekedar pantulan. Dengan sinar yang utuh, warna-warninya lebih jelas terlihat, jadi lebih bisa mengukir senyum orang-orang yang menikmatinya ketika keluar rumah selepas turun hujan :)

Mungkin, pelangi tidak berjodoh dengan kegelapan :)


sumber:
Wikipedia

Selasa, 05 November 2013

menerjemahkan malam

0

malam tak pernah minta dipahami
katanya cukuplah bintang dan bulan yang bersinar
jadi penanda akan adanya
jadi pertanda akan datangnya

tapi bukankah ada kalanya mendung menutup segala?
membuat hanya kelabu yang tampak mata

tapi malam membiarkannya
mungkin begitu caranya bersembunyi dari sisi lainnya
membiarkannya diterjemahkan sendiri oleh pemberi asumsi
sementara ia tidak mengiya maupun menidak
egonya

kemudian penafsir akan sibuk dengan pikirannya sendiri
merasa sudah paham, merasa sudah menguasai malam dan tanda-tandanya

di balik semesta yang lain

mungkin malam sedang tertawa

rahasianya masih tertutup rapat

more than just friends

0

ketika aku bisa meneteskan air mata, bisa menangis tanpa takut terlihat lemah

ketika aku bisa tertawa tergelak, tanpa takut bagaimana suara tawaku bisa berdampak sesuatu ke telinga kalian :p

ketika aku bisa marah, tanpa takut kalian akan menjauhiku

ketika aku bisa bersedih, tanpa takut rupaku terlihat jelek di depan kalian

ketika aku bisa bertingkah bodoh, tanpa takut menuai pandangan aneh

ketika kesedihan jadi sejuta kali lebih ringan setelah dicurahkan

ketika kebahagiaan jadi berlipat-lipat ganda setelah dibagikan

ketika kemarahan dipadamkan dengan sejuk pemahaman

ketika kegagalan tidak membuatku merasa direndahkan, tapi disayangi

ketika keberhasilan tidak membuatku dicibir, tapi dibanggakan

ketika banyak waktu terlewat, tapi bosan tak pernah singgah

ketika banyak mengalami lelah, tapi tidak pernah terlintas yang namanya jengah

ketika selalu ada luang waktu dalam tiap kesempitan

ketika aku tidak menemukan alasan untuk pergi

ketika marah hanya selesai sehari, tidak menyisakan benci

ketika aku tak ingin semuanya berakhir

ketika itulah

aku yakin kalian lebih dari teman-teman biasa

Minggu, 03 November 2013

Rahasia Cinta

4

Rinta termangu menatap kendaraan yang lalu lalang di hadapannya. Tidak ada tujuan yang pasti, hanya saja kakinya melangkah, membawa raganya berada di tempat yang sesak orang. Halte bus, tempat pertama kali Rinta dan lelaki itu bertemu. Fardan. Laki-laki yang kala itu menawarkan payung di tengah orang-orang yang sibuk menyelamatkan diri dari terpaan hujan dengan berebutan jatah perlindungan atap halte. Sementara badan Rinta hampir kuyup. Sebelum menggigil, datanglah Fardan. Rinta bahkan masih ingat baju apa yang dulu mereka kenakan. Rinta pulang kuliah dengan setelan kasual seperti biasanya, celana jeans dan polo shirt abu-abu muda. Sedangkan Fardan pulang kerja, dengan pakaian khas karyawan baru, celana kain, kemeja biru lengan panjang yang tidak digulung, serta dasi hitam yang menjuntai di bawah leher--bahkan kancing teratas kemejanya juga masih terkatup rapi--sesore itu.

"Mmm, makasih..," kata Rinta pelan. Fardan hanya tersenyum dan mengangguk. Tidak ada yang spesial dalam pertemuan pertama itu. Awalnya. Sampai pada pertemuan-pertemuan berikutnya yang tidak terencana, karena ternyata bus yang mereka tumpangi nyaris selalu sama. Dan semesta pun membuat dua anak manusia itu saling mengenal lebih jauh, lebih dari sekedar pembicaraan klise di bawah naungan payung di tengah hujan.

***

Rabu, 30 Oktober 2013

kamu dan mimpiku

0

Panggung yang sepi. Hingar bingar sudah usai beberapa jam yang lalu. Penonton yang berjubel, hentakan-hentakan kaki yang seolah mengguncang bumi lenyap sejak tadi. Masih terlihat beberapa kru membereskan ini dan itu dari atas panggung. Show yang sukses. Aku dan Daffa duduk di dalam mobil sambil memandang semua itu. Pintu mobil sengaja tetap dibuka, angin pun sukses merasuki pori-pori tubuhku dan menyiksanya dengan dingin.

"Gila! Siapa sangka akhirnya kita bisa ada di tahap ini juga, Rin.."

Aku diam, kupandangi wajah Daffa dari samping.

"Kamu liat kan orang-orang tadi hafal sama lagu kita? Kamu liat kan mereka teriak-teriak manggil nama kita?"

Aku menangkap kilatan bahagia dari mata Daffa.

"Kamu kok diem aja? Kamu sakit? Capek?"

Aku menggeleng sambil tersenyum.

Aku seperti tidak berada di sini, di samping Daffa.

"Kamu nggak seneng sama semua ini, Rin?"

Daffa mengubah posisi duduknya, mengarah padaku, menatap mataku lekat-lekat.

Aku tak kuat lagi. Pertahananku runtuh.

"Daffa, kapan sih, kamu mau dengerin aku? Passion-ku nggak di sini..."

Aku memperlihatkan buku cetakan pertamaku kepadanya. Buku yang sebentar lagi rilis dan berada di rak-rak toko buku. Impianku sejak lama, yang diacuhkan Daffa.



inspired by:  Listen-- Beyonce

bukan aku

0

Minggu pagi yang cerah, secerah poloshirt yang kukenakan. Warna terang, warna baju yang biasa kupakai setiap bertemu dengannya. Ah, iya, dia yang selalu bilang kalau aku terlihat lebih tampan saat memakai baju berwarna cerah. Rumah Aira tidak banyak berubah. Satu bulan sudah aku tak mengunjungi rumah ini. Sesuai permintaannya.

Aku tak pernah salah ingat apapun tentangnya. Setiap Minggu pagi, rumah ini akan ramai oleh riuh rendah suara anak-anak kecil yang les melukis. Aira punya tangan malaikat, apapun yang digoreskan kuasnya pastilah indah.

Aku melangkahkan kaki mendekati pagar rumahnya. Pagar yang selalu jadi pemisah ketika aku mengantarnya pulang dari kampus. Pagar yang selalu jadi gerbang, tempatku melihatnya keluar dengan cantik dari balik pintu. Aira memang selalu cantik.

Hei! Itu Aira..

Aira tersenyum. Aku semakin bersemangat. Kupercepat langkahku. Sampai aku sadar..

"Halo, sayang, kamu dari mana aja sih, kok baru dateng? anak-anak udah nungguin, tuh. Masuk, yuk.."

Astaga..

Ada Jovi di belakangku. Kekasih barunya. Aira bahkan tidak menyapaku.




inspired by:  mengejar mimpi -- Yovie n nuno

Sabtu, 26 Oktober 2013

yang dirindu

0

langit menyuguhkan mendung kemerahan
ini yang dirindu-rindukan
setelah dia datang, aku tak akan tidur terlalu malam
membiarkan bayangmu mematut-matut bangga di pikiran

setelah dia datang, aku tak akan banyak habiskan waktu sendirian
membiarkan rintik-rintik bersuara, beradu dengan tanah, menumbuhkan tunas-tunas kerinduan

pilihan

2

"Jadi, kita berhenti di sini?"

"Aku masih mau berjalan lagi, andai tidak ada rantai-rantai besi yang mengikat."

"Jadi, kita benar-benar tidak bisa melangkah lebih jauh lagi?"

"Aku masih mau menata pijakan-pijakan kecil lagi di depan sana, andai tidak ada hati-hati yang akan terluka karenanya."

"Bukannya perhentian ini melukai hati-hati kita?"

Alfa menggenggam tanganku erat. Matanya mencari-cari mataku, mencari jawaban dan keyakinan di sana. Sementara aku hanya berani menunduk. Malam pekat, seolah memberi gambaran akan pekatnya jalan yang terbentang jika kami melangkah beriringan.

"Aku, lebih baik merasa terluka karena keputusan yang aku buat untuk melukai hatiku sendiri, daripada terluka karena melukai hati orang lain."

Aku memantapkan hati. Kupandangi cincin tunangan di jari manis Alfa. Ada hati yang harus dijaga di sana, dan itu bukan hatiku.


inspired by: sepatu--Tulus

Rabu, 16 Oktober 2013

pasti sembuh

0

"Heh! lo jangan diem aja dong, Ra, ngomong apa gitu, kek. Masa dari tadi kita diem-dieman begini?", Ola mengomel sambil tetep makan sebungkus Lays yang udah aku siapin sebelum mengajaknya pergi ke sini. Tempat favorit kala suntuk melanda. Taman kecil dengan air mancur di tengah-tengah, dikelilingi bangku-bangku beton yang bersensasi dingin ketika diduduki.

"Ola, gue ngajak lo ke sini biar gue nggak diberondong pertanyaan-pertanyaan sok care-nya biang gosip di kantor, semua itu bikin gue males. Jadi plis, lo temenin gue di sini. Tuh, masih ada seplastik penuh cemilan. Gue tau banget apa yang lo butuhin, kok.."

Ola nyengir. Dipandangnya seplastik cemilan di sebelah kirinya.

pesan terakhir

0

"And then, kenapa kamu masih sendiri?", tanya Arik.

Lila terus saja melihat langit, sementara Arik tidak henti memandanginya. Terlihat olehnya wajah Lila yang begitu manis, lesung pipinya terlihat bahkan ketika dia tidak sedang tersenyum.

"I don't know, Rik. Kalo aku bisa, kalo aku mau, aku udah ganti pacar berapa kali sejak aku putus sama Dean beberapa tahun yang lalu. Entahlah, aku ngerasa enjoy dengan situasi yang kayak gini. Sendiri, lebih bebas mau ngapain aja. Dan, yang pasti.."

"Yang pasti? Apa yang pasti?"

Selasa, 08 Oktober 2013

Malam yang Terang

2

Airin menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong. Ada bekas alur sungai di kanan kiri pipinya. Pipi berlesung yang lembut, yang biasa kukecup dengan sayang di setiap jumpa akhir bulan. Tentu aku selalu menyempatkan waktu untuk menemuinya. Lelaki mana yang sanggup berlama-lama berjauhan dengan perempuan seperti Airin? Airin begitu manis, sederhana, dan lembut. Tidak pernah dia menuntutku macam-macam. Tidak pernah dia merengek dengan keberadaanku yang memang terbatas. Tidak pernah dia menyambutku dengan muka masam. Selalu ada senyum yang tersungging di wajahnya.

Seperti malam ini, aku akhirnya bisa berada di sisinya. Aku duduk di samping tempat tidurnya, aku membelai rambutnya yang terurai panjang. Terakhir kali bertemu, rambut Airin masih sebahu, tapi sekarang sudah hampir sampai punggung. Airin memang cantik.

Aku memastikan diriku tidak tidur malam ini. Tentu saja, malam ini sangat indah. Ada lautan bintang di angkasa, dengan bulan penuh serupa pulau indah di tengah samudra langit yang maha luas. Malam yang sangat terang. Malam di mana aku selalu beruntung bisa menengokmu, walau sesaat, Airin.

Selamat malam Airin, malam ini aku akan menjagamu sepuasku. Aku akan memandangi wajah teduhmu sepanjang malam. Aku akan menebus kesalahanku, pasti akulah penyebab airmatamu yang mengering itu. Aku akan berada di sampingmu, Airin, membelai lembut rambutmu sampai kau tertidur, seperti yang biasa kulakukan untukmu. 


Malam yang terang seperti ini. Malam di mana aku diijinkan malaikat untuk menemui Airin, sebelum terang datang pertanda pagi.














inspired by: Daylight-Maroon 5

tidak ada kebencian

0

ingin kukatakan padamu. tidak ada kebencian yang ingin kusampaikan. hanya doa yang selalu tercurah. doa yang kulayangkan ke langitNYA. doa yang semoga tidak akan berhenti. semoga DIA selalu menjagamu dari apapun yang buruk.

ingin kukatakan padamu. tidak ada kebencian yang ingin kusampaikan. hanya kepedulian yang terus saja sering hinggap, menunggu untuk kuucap, tapi harus kutahan.

ingin kukatakan padamu. tidak ada kebencian yang ingin kusampaikan. hanya perasaan yang belum bisa hilang. perasaan yang memang tidak mudah berhenti dan berubah. aku hanya menunggu kuasaNYA membolak-balikkan hatiku.

ingin kukatakan padamu. tidak ada kebencian yang ingin kusampaikan. hanya rindu-rindu yang mampir di malam sepi, mengusik. harus tega kutelan sendiri, aku hanya tak ingin mengulang segala yang tak benar di mataNYA.

ingin kukatakan padamu. tak ada kebencian yang ingin kusampaikan. hanya keinginan untuk melihatmu mencapai mimpi-mimpimu dan membahagiakan ibu, adik, serta keluargamu.

Tuhan,
kulayangkan doa untuknya ke langitMU
kadang air mata sebagai pengantarnya
semoga Engkau menjaganya agar tetap di jalanMU
semoga Engkau menempatkan orang-orang yang baik di sekelilingnya, seperti Engkau menempatkan aku di tengah orang-orang baik yang menyayangiku


Minggu, 29 September 2013

Mencintai Aku yang Lain

0

Aku mengenalnya pertama kali kurang lebih setengah tahun yang lalu. Saat itu, aku sedang menunggu bus, sepulang kuliah. Aku yang paling tidak betah menunggu, memang selalu menyiapkan sesuatu. Entah itu mp3 player atau novel, pasti bisa selalu ditemui di dalam tasku. Rasanya, mending aku ketinggalam bawa buku kuliah daripada harus nganggur ketika menunggu bus setiap hari. Bukannya aku tak bisa naik kendaraan pribadi, hanya saja, aku sudah memutuskan untuk naik kendaraan umum kalau ke kampus, sejak tahun lalu, saat di mana parkiran kampus sudah sangat penuh sesak dan seringkali mengharuskan aku parkir di fakultas lain.

Ah iya, jadi, sore itu, ketika aku sedang menunggu bus, tiba-tiba, ada seseorang yang menyentuh bahuku. Akupun menoleh, terlihatlah olehku sesosok laki-laki berbadan tinggi, berambut lurus dengan poni yang agak berantakan seperti habis dijamah angin karena berlari-lari. Dan sungguh aku tidak bisa melupakan matanya. Matanya indah sekali. Mata bulat, berwarna cokelat, dinaungi sepasang alis tebal dan tersembunyi di balik kaca matanya.

Dia menanyakan suatu alamat padaku, yang ternyata alamat itu juga dilewati oleh bus yang akan kutumpangi. Jadilah hari itu, untuk pertama kalinya, aku memasukkan novel ke dalam tas dan melepas earphone-ku ketika menunggu bus-ku datang.

Hari inipun sama. Aku dan dia sedang duduk di halte, menikmati gerimis dan menunggu kedatangan bus yang sama. Entahlah, waktu selalu terasa menyenangkan ketika bersamanya.

Sampai tiba-tiba gerimis berubah menjadi hujan deras, bus tak kunjung datang.

"Rin, kamu bawa payung?"

"Bawa, kenapa?"

"Tiba-tiba jadi pengen ngopi bentar di Circle K, ke sana yuk.. Kan nggak jauh dari sini", ajaknya. Aku mengangguk dan mengeluarkan payung berwarna biru dari dalam tas. Aku mengulurkan tangan, memberikan padanya.

"Mmm, bukannya kamu pernah cerita kalo kamu suka hujan, ya, Ar??"

Arman diam, dia membuka payung dan menggamit tanganku menembus hujan. Dengan payung.

***

Ada hari lain di mana matahari bersinar lebih terik dari biasanya. Maka penghuni halte ini berganti perilaku. Sama dengan ketika hari hujan, payung dibentangkan. Kertas, buku, map, apa saja dipakai untuk melindungi kepala dari sengatan sinar. Sinar dari matahari yang begitu berjasa.

Bus-ku belum datang, Arman juga belum nampak batang hidungnya. Ah, aku berbohong. Sebenarnya, bus-ku sudah datang, tadi, tapi aku sengaja tetap duduk di sini. Berharap Arman muncul dan langsung duduk di sampingku seperti biasanya. Tak ada sms-ku yang dibalas, entah apa yang dilakukannya sekarang. Mungkin ada kuliah pengganti, entahlah.

Tiba-tiba seseorang menyenggol lengan kananku. Refleks aku memelototinya, berani-beraninya, batinku.

Lalu lelaki itu membuka topinya sambil tertawa.

"Arman! Sejak kapan kamu di sini?", tanyaku kaget. Aku bahkan tidak melihatnya lewat di depanku.

"Hahahaa, serius amat sih baca novelnya.."

"Kamu sih, tumbenan juga pake topi segala. Kemarin-kemarin juga panas tapi kamu nggak pake topi.."

"Hari ini panas banget, Rinda.. Kamu ngerasa nggak sih?"

"Mmm, iya juga, sih.. Tapi kan.."

"Tapi apa?"

"Nggak jadi, hehehe.. Nggak papa.. Eh, itu bus-nya dateng! Yuk!"

Aku terdiam sambil mencoba mengingat-ingat. Seingatku, dia pernah bilang kalau dia cinta matahari, pemberi kehidupan, katanya.

***

Rumah megah ini begitu berbeda dengan rumahku yang hanya tipe standar. Ada dua pilar besar di kanan dan kirinya. Ada garasi mobil yang ukurannya hampir menyamai rumahku. Ada pagar yang sangat tinggi di depan rumah. Semua ini semakin membuatku bertanya-tanya, apa yang membuat Arman lebih memilih untuk naik bus tiap hari.

Hari ini aku diajak Arman berkunjung ke rumahnya. Aku kehabisan kata-kata. Seketika aku merasa ada jurang pemisah yang amat jauh antara aku dan Arman.

Kami mengobrol banyak hal di taman dekat ruang keluarganya.

Tapi tidak lama, sampai angin berhembus sedikit lebih kencang dari biasanya.

"Rin, masuk aja, yuk.. Anginnya kenceng.."

"Ah, nggak kenceng-kenceng banget, kok, Ar. Di sini aja nggakpapa.."

"Nggak ah, kita masuk aja. Yuk.."

"Bukannya kamu kalo duduk di bus selalu minta di pinggir jendela? Biar kamu kena angin? Kan kamu suka angin?"

Arman lagi-lagi hanya menggamit tanganku, mengajakku duduk di ruang keluarga.

***

"Aku cinta sama kamu", kata Arman padaku.

Hari itu, seperti biasa, kami sedang dalam perjalanan menuju halte. Aku terdiam beberapa menit. Bingung.

Sampai kami duduk di halte, aku baru berani membuka mulut dan bicara padanya. Syukurlah halte sedang sepi, mungkin karena ini jam nanggung, jadi halte ini sepi tanpa penghuni. Kecuali kami.

"Aku.. Aku takut, Ar.."

"Hah? Takut apa??"

"Kamu bilang cinta hujan, tapi kamu menggunakan payung saat berjalan di bawahnya.
Kamu bilang cinta matahari, tapi kamu mencari tempat teduh ketika ia bersinar.
Kamu bilang cinta angin, tapi kamu tutup jendelamu ketika ia berhembus.
Itulah mengapa aku takut ketika kamu bilang kamu cinta aku."

Arman terdiam, seperti tak paham.

"Aku takut, kamu tidak bisa mencintai sisi lainku yang tidak sesuai dengan harapanmu. Sama ketika hujan turun lebih deras daripada yang kamu mau. Sama ketika matahari bersinar lebih terik dari yang kamu perkirakan. Sama juga, ketika angin berhembus lebih dingin dari batas toleransimu."

Arman memandang ke dalam mataku. Dia tak berbicara sepatah katapun.

Aku mencoba tersenyum. Ada yang pedih di hati ini. Ketakutan. Ketakutan jika orang yang aku cintai, tidak bisa mencintai sisi lainku yang mungkin belum dia ketahui.

Aku menggenggam handphone-ku yang bergetar-getar sejak tadi. Aku tahu, pasti Dokter Ilham mengingatkan aku untuk pergi check-up hari ini.


boleh kupinjam hatimu?

0

boleh kupinjam hatimu sebentar?
aku ingin masuk ke dalamnya
kubuka satu demi satu pintunya
berharap benar-benar ada ruangan dengan namaku di sana

boleh kupinjam hatimu sebentar?
aku ingin menelusuri ruanganku di situ
kalau memang ada
ingin kutahu seberapa banyak memori yang tersimpan
waktu-waktu yang kita lewati bersama
kau simpan ataukah hanya terlewat?

boleh kupinjam hatimu sebentar?
adakah namaku benar-benar terukir di sana?
ataukah aku hanya sebuah nama yang singgah
seperti angin, yang datang lalu pergi tanpa jejak

boleh kupinjam hatimu sebentar?
sebelum aku pergi
aku ingin mengambil kunci ruangan tempatku berada
agar kau selalu ingat
atau minimal agar aku tak pergi ke mana-mana
agar selalu ada tempat di mana kau bisa rindu dan sedikit mengenang
bagaimanapun aku pernah ada di sana
dan semoga terus selalu di sana
sekalipun keadaannya berbeda

Sabtu, 28 September 2013

aku akan memelukmu, luka

2

malam meninggi
menyayat diri dengan pisau sepi
bahkan tengadah ke langit membuatnya kembali menganga lebar

mungkin aku sedikit lupa caranya
tapi aku tak berkoar-koar bahwa aku kuat
aku tidak menolak air mata
aku tak mengingkari gemetar kata
aku tidak menyangkal perih yang datang

aku akan memelukmu, luka
aku akan menaklukkanmu dengan kelembutan
bukan dengan penghindaran
bukan dengan penyangkalan
bukan dengan lari dari segalanya

aku akan memelukmu, luka
sungguh aku akan memelukmu
aku akan memahami rasa sakitmu

aku akan memelukmu, luka
sungguh

Kamis, 12 September 2013

sesal

2

"Ini sudah ke berapa kalinya kamu selingkuh, sih?"

"Banyak!"

"Kamu nggak ngerti-ngerti juga, ya?"

"Ngerti apa ya? Kan selama ini kamu oke-oke aja, toh?"

Yak, sedikit lagi, beberapa detik lagi. Semoga dia benar-benar meledak dan meninggalkanku pergi!

"Selama ini aku bertahan sama kamu. Dan ternyata kamu emang nggak berubah."

"So? Dari awal aku udah peringatin kamu, kan? Aku udah bosen sama kamu. Kamunya yang nggak mau ngerti."

Oke, setelah ini. Setelah ini. Mungkin setelah ini dia akan menggebrak meja dan benar-benar membenciku. Syukurlah, ayo dipercepat. Kebebasaaan, aku dataaaangg!

"Oke kalo emang itu mau kamu."

"Jadi kita put... uss.. kan...? Nay?"

Aku bahkan tidak bisa mengerti dengan diriku sendiri. Sedetik yang lalu aku mati-matian berharap Naya membenciku da meninggalkanku, seperti yang kuinginkan sejak lama. Tapi.. Tapi.. Melihat matanya yang berkerjap-kerjap susah payah menahan air mata. Dan, entah ini perasaan macam apa. Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang membuatku merasa bahwa... Sepertinya aku salah.

"Iya, kita putus."

Naya menghilang di balik pintu kafe. Sementara ada jerit tertahan di hati kecilku. Hati kecil yang tak pernah kudengarkan, bahwa sungguh cinta Naya adalah tempat ternyaman untuk pulang.

Aku terlambat.

aku sengaja, kau tahu?

2

Aku menatap meja kecil di samping tempat tidurku. Ada satu benda yang amat kukenali di sana. Bingkai foto kecil berwarna merah muda, dengan badannya full terbuat dari kayu. Biasanya, memandang bingkai itu bisa membuatku senyum-senyum sendiri, bahagia. Tapi sudah beberapa hari ini bingkai itu kubiarkan tertangkup. Menghadap ke bawah.

Aku sengaja menyembunyikanmu, kau tahu?

Aku bangun dari tempat tidur, berjalan menuju komputerku di sudut kamar. Aku mencari-cari cd musik kesayanganku di rak kecil di dekatnya. Dan, Oh-My-God, aku menemukan cd-mu. Tidak tidak, bukan celana dal**. Ini benar-benar cd, cd musik, yang kamu berikan tepat di hari anniversary kita yang pertama. Oke, bagus, ternyata aku masih mengingat semuanya dengan baik. Dengan satu gerakan cepat, aku melempar cd itu ke laci bawah tempat tidurku. Laci gudang, demikian aku menyebutnya.

Aku sengaja ingin melupakanmu, kau tahu?

Keterlaluan, hujan dan rindu memang sejoli yang tak terpisahkan.

Yeah yes
All I hear is raindrops
And I’m officially missing you

Senin, 09 September 2013

tanah vulkanik

2

tumpahi aku dengan panasnya lava

lelehi aku dengan membaranya lahar

rongrong aku dengan gemuruh magma

rajami aku dengan tajam batu-batuan yang jatuh dari langit

maka

akan kuberi kau satu padang lavender cantik warna ungu

akan kuhadiahi kau rimbun pohon hijau nan sejuk

akan kuperlihatkan kepadamu, abadinya cinta edelweis yang anggun


tertanda,


tanah vulkanik



Minggu, 08 September 2013

monologue

0

hai..
ingin memaksamu menemaniku menulis sesuatu di sini..
biasanya kau begitu pandai, menempatkan dirimu dalam satu situasi
satu skenario, merasakan sesuatu
mengumpamakan di sanalah titikmu

lalu terciptalah rasa yang diisyaratkan kata-kata

iya, biasanya kau begitu pandai

tapi tak apalah
aku tahu
mungkin kau sedang lelah, ya?
lelah karena bahkan akupun sempat tak memahamimu
memaksamu ingkar
memaksamu kuat

maafkan aku ya..

aku tahu sekarang
istirahatlah dulu
berhentilah dulu, sejenak

aku tahu kau baik-baik saja
karena, biasanya, tabiatmu berbeda ketika mengalaminya

kau lebih susah menulis ketika sedang bahagia, kan?

maka di sanalah kamu sekarang.

Senin, 02 September 2013

trave(love)ing

0

Hai-haiii lama nggak posting nih ya.. Hehehe.. Belakangan ini sedang sibuk banyak hal, tapi no problemo, hari ini aku akhirnya mengobati kerinduan untuk posting di akun ini. Postingan kali ini berupa review singkat mengenai novel yang baru selesai aku baca beberapa waktu yang lalu, judulnya TRAVE(LOVE)ING...

Buku ini mengisahkan perjalanan 4 orang teman yang dilandasi peristiwa patah hati. 4 orang dengan destinasi yang berbeda dengan 1 motivasi yang sama, yaitu move on!

Dendi Riandi, melakukan perjalanan ke Bangkok demi mengejar seseorang, dan mengalami serangkaian kejadian menarik dengan supir tuk-tuk.

Grahita Primasari liburan ke Bali bersama teman-temannya, mencoba menghabiskan waktu untuk melupakan.

Mia Haryono mendapatkan kesempatan emas pergi pelatihan ke Dubai, pergi jauh dengan tujuan utama menciptakan jarak untuk bisa lepas.

Roy Saputra berpetualang ke negeri tetangga bersama Arya, temannya.

Keempatnya sedang dalam suasana hati yang sama, patah hati. Banyak hikmah yang bisa diambil dari novel ini, terutama buat kalian yang sedang dalam usaha move-on.

Buat aku sendiri, ada something yang sangat menggelitik dalam novel ini..

Ada satu kesamaan, yaitu melakukan perjalanan sebagai pelampiasan gara-gara patah hati. Hahahaha, curcol ceritanya ini :p . Masih inget waktu dulu patah hati, untuk pertama kalinya jalan-jalan sendirian di mall. Dan yaa, lumayan efektif mengobati kegalauan hati, sih. 

Tapi, yang jelas, setiap orang punya caranya masing-masing untuk move-on. Misalnya, ada yang harus menemukan orang baru untuk dicintai, harus pergi jauh dari rutinitas, atau yang lain. Pada dasarnya, melupakan itu bukanlah solusi. Biasanya, semakin kita mencoba melupakan, malah semakin kuat kita mengingat.

Setiap orang yang pernah ada di hati kita, pada dasarnya akan tetap ada di sana. Hanya saja, mungkin mereka akan pindah ke ruangan yang berbeda.

Solusinya adalah melepaskan, mengikhlaskan..

Sebab, bagaimana kamu akan menangkap anugerah Tuhan yang lain, jika kamu belum mengosongkan tanganmu? :)

Kamis, 15 Agustus 2013

Sheila On 7 -- Buat Aku Tersenyum (Cover Version)

0

Sheila On 7 -- Buat Aku Tersenyum (Cover Version)


Datanglah sayang dan biarkan ku berbaring
Di pelukanmu walaupun tuk sejenak
Usaplah dahiku dan kan kukatakan semua

Bila kulelah tetaplah disini
Jangan tinggalkan aku sendiri
Bila kumarah biarkanku bersandar
Jangan kau pergi untuk menghindar

Rasakan resahku dan buat aku tersenyum
Dengan canda tawamu walaupun tuk sekejap
Karna hanya engkaulah yang sanggupkatakan aku

Karna engkaulah satu-satunya untukku
Dan pastikan kita selalu bersama
Karna dirimulah yang sanggup mengerti aku
Dalam susah ataupun senang

Dapatkah engkau s'lalu menjagaku
Dan mampukah engkau mempertahankanku

Bila kulelah tetaplah disini
Jangan tinggalkan aku sendiri
Bila kumarah biarkanku bersandar
Jangan kau pergi untuk menghindar 

Anugerah Terindah

0

Sheila On 7 -- Anugerah Terindah (Cover Version)


Melihat tawamuMendengar senandungmuTerlihat jelas dimatakuWarna - warna indahmu
Menatap langkahmuMeratapi kisah hidupmuTerlihat jelas bahwa hatimuAnugerah terindah yang pernah kumiliki
Sifatmu nan s'laluRedakan ambisikuTepikan khilafkuDari bunga yang layu
Saat kau disisikuKembali dunia ceriaTegaskan bahwa kamuAnugerah terindah yang pernah kumiliki
* :Belai lembut jarimuSejuk tatap wajahmuHangat peluk janjimu
Back to * :Anugrah terindah yang pernah ku miliki

Rabu, 14 Agustus 2013

Tas Plastik Hitam

0

"Buk, tas plastik hitam yang aku taruh di sini, mana ya?" tanyaku tergesa-gesa. Keringat dingin membasahi tanganku.

"Buntelan plastik di sebelah baju-bajumu yang udah nggak kepakai lagi?"

Aku mengangguk.

"Tadi Ibu kasi ke bapak yang biasa ambil sampah. Emangnya kenapa, toh?"

"Yaaah, ibuukk.. Itu tas plastik isinya bendera dari sekolah. Ira kan kepilih jadi paskibra buat upacara besok, nah karena benderanya agak kusam, Ira nawarin diri buat nyuci bendera itu di rumah..,"

"Maaf, sayang.. Ibu nggak tau.. Beli yang baru aja, ya? Ibu kasi uangnya.."

"Tapi itu bukan asal bendera, Buk. Itu bendera yang dipake tiap upacara 17 Agustus aja, ada nilai historinya buat sekolah. Hhh. Tadi bapaknya jalan ke arah mana, Buk?"

"Terakhir Ibu liat tadi bapaknya nyeberang jembatan, kayaknya mau ke kompleks seberang jalan.."

"Yaudah, Ira pamit dulu ya, Buk.. Doain Ira.."

Aku mengecup tangan ibu.

"Heei, kamu mau ke manaa???"

"Nyari benderanya, Buk..!!" teriakku dari kejauhan. Yang ada di pikiranku hanya satu, mengayuh sepeda sekuat tenaga untuk mencari bapak itu. Ke manapun.

Tak Ada CInta yang Lahir

0

"Raffaaaa, kamu gendutaaan..," Loli mencubit gemas perut Rafa yang sedikit buncit. Beda sekali dengan perawakannya beberapa tahun yang lalu.

"Auw!! Sakit, Lol ! Itu, si Vanya juga gendutan, kok..,"

"Enak aja! Aku langsing, kok.. Cuma pipinya doang yang gendutan, dikit pula!," sahutku membela diri.

"Hahaha, sudahlah kalian ini. Dari dulu emang cuma badanku yang paling keren, niiihh...," Leo menyahut sambil memamerkan otot lengannya. Tidak heran, dari dulu dia memang yang paling rajin olahraga.

Rumah makan ini masih saja tidak berubah, sejak beberapa tahun yang lalu, sebelum kami berpencar satu-satu karena pekerjaan. Sejak masa kuliah, kami suka sekali menghabiskan waktu di sini. Spot favorit kami ada di bagian taman, di mana ada satu meja dengan sofa rotan bulat berjumlah 5 buah, pas sekali dengan jumlah kami.

Aku memandangi satu sofa kosong, ada yang hilang. Ada yang tak datang dan duduk di situ seperti biasanya.

"Reno gimana kabarnya, sih? Kenapa dia nggak dateng?" tanya Raffa.

"Dia nggak bisa, ada meeting mendadak katanya, tadi aku telpon dia.." kata Leo.

Ya Tuhan, aku rindu..

Aku memandangi langit malam yang dihiasi bintang-bintang. Kalau saja ada satu yang jatuh, aku mau mengajukan satu permohonan, supaya semua bisa diulang, supaya tidak ada cinta yang lahir di hati kami berdua.

Minggu, 11 Agustus 2013

Kunjungan Istimewa :D

0

Hari ini, H+4 Idul Fitri, rumahku disambangi sama sahabat-sahabat unyu. Yaah, walaupun pada awalnya aku takut mereka bakal nyasar, soalnya kan rumahku jauh sendiri. Tapi ternyata mereka berhasil juga nyampai rumahku dengan selamat sentosa tanpa kekurangan suatu apapun :p

Jadi musafir sehari, deh yaa.. Hahaha..

Rasanya udah lama banget rumahku nggak dikunjungi temen-temen pas lebaran. And finally, tahun ini ada kalian yang main-main ke rumah. Seneng deh :D

Ramadhan tahun ini emang spesial banget buat aku. Dan ternyata, beberapa hari setelah Ramadhan pun hadiah dariNYA belum berhenti, yaa kedatangan kalian tadi tuh hadiahnya.. :)

Stay together ya, besties, Upil and Cimpretoo :)

Selasa, 06 Agustus 2013

Tahu Diri

0

"Selamat ya, Sofiii.. Hasil risetmu bikin klien kita puas banget.."
"Syukurlaah, moga-moga lembaga ini bisa makin berkembang lagi, ya, Rin.. Lagipula, ini kan juga hasil kerja bersama, bukan cuma aku.."
"Tapi kan kamu penanggungjawabnya, sekali lagi selamat yaa.."

Siang itu kantor terlihat dipenuhi hawa bahagia. Yah, mungkin memang keberhasilan riset tim-ku menjadi salah satu penyebabnya. Aku sudah cukup lama bekerja di lembaga riset ini, bulan depan genap 5 tahun. Selama jangka waktu itu, aku turut dalam banyak riset yang kebanyakan berhasil sukses dan sangat memuaskan klien. Spesialisasiku di riset sumber daya manusia, sesuai dengan apa yang serius kupelajari semasa kuliah.

Kawan-kawan seperjuangan seperti tidak lelahnya memberi ucapan selamat dan menyalamiku. Ah, aku benar-benar tidak bisa menutupi rasa bahagiaku juga. Senyumku terkembang sejak tadi pagi.

***

"Selamat pagi, perkenalkan, saya Rendi Suryagani, mulai hari ini, saya akan menjadi kepala divisi sumber daya manusia.."

Aku merasakan kakiku tidak lagi berpijak di bumi. Kalau ini bukan di kantor, mungkin aku sudah segera pergi.

Aku tidak lagi bisa berkonsentrasi dengan pekerjaanku. Semuanya terasa campur aduk. Rendi, pekerjaanku, hal-hal yang aku cintai di lembaga ini. Masa lalu seakan berputar-putar di kepalaku, menciptakan fragmen-fragmen yang seakan ditayangkan kembali di depan mataku. Ya Tuhan, kenapa harus Rendi?

Aku bersyukur ketika jam menunjukkan pukul 5 sore. Waktunya pulang.

"Sofi! Tunggu!"

Seseorang memanggilku dan aku sama sekali tidak asing dengan suaranya. Kalau dia bukan atasanku, aku bisa saja pergi, pura-pura tidak mendengarnya.

"Iya, Pak. Ada apa?"

"Kenapa panggil 'pak' , sih? Panggil Rendi aja. Oh iya, mau aku anter pulang?"

"Tidak usah, Pak. Terimakasih. Saya bisa pulang sendiri."

"Lho? Sejak kapan kamu bisa naik motor?"

"Sejak lama."

"Astagaa.. Masih inget yaa, dulu kamu nggak bisa kemana-mana kalau nggak ada aku. Hahaha. Kamu selalu butuh bareng-an. Eh, tapi kan kita udah lama nggak ketemu, jalan ke mana gitu, yuk, Sof. Ayo.."

Aku memasang helm-ku.

"Permisi, Pak, saya harus pulang."

Motorku sudah melaju beberapa meter. Aku mengamati spion. Rendi mencium pipi wanitanya.

***

"Selamat pagi, Pak, saya mau menyampaikan surat pengunduran diri," kataku sambil menyerahkan selembar amplop cokelat ke hadapan Rendi, ah, maksudku Pak Rendi.

"Mengundurkan diri? Kenapa?"

"Saya, saya merasa tidak bisa berkontribusi maksimal lagi di sini, Pak."

Aku tetap tidak menatap matanya. Aku tidak bisa.

"Ayolah, Sof. Kamu penting di lembaga ini, kamu penting, kamu sudah berbuat banyak untuk lembaga ini. Lembaga ini bener-bener masih membutuhkan kamu."

"Maaf, saya tidak bisa, Pak."

"Sof, kamu harus profesional!"

"Anda yang tidak profesional!", tukasku cepat. Aku berusaha mati-matian menahan air mataku.

"Saya menghormati anda sebagai atasan saya. Tapi apa yang saya dapatkan? Anda selalu saja membahas masa lalu setiap ada kesempatan untuk bicara berdua saja. Sekarang siapa yang tidak profesional?!"

"Oke, oke. Aku minta maaf. Aku janji nggak akan gitu lagi. Tapi tolonglah, tetaplah di sini, Sof. Entah apa kata papa kalau aku nggak bisa mempertahankan kamu di sini."

"Andai kamu sekuat ini mempertahankan aku di sisi kamu."

Aku menghela napas panjang. Rendi tertunduk.

"Sekali lagi, Pak, saya mohon maaf. Saya tidak bisa terus bekerja di sini. Selamat pagi."


sungguh tak mudah bagiku
rasanya tak ingin bernapas lagi
tegak berdiri di depanmu kini
sakitnya menusuki jantung ini
melawan cinta yang ada di hati

Minggu, 04 Agustus 2013

jodoh itu...

0

sesungguhnya jodoh itu benar-benar rahasia Tuhan
hanya Ia yang tahu, kapan kita bertemu dengan jodoh kita

sesungguhnya jodoh itu benar-benar rahasia Tuhan
hanya Ia yang tahu, dengan siapa kita akan berjodoh nantinya

sesungguhnya jodoh itu benar-benar rahasia Tuhan
hanya Ia yang tahu, bagaimana kita akan bertemu dengan jodoh kita

sesungguhnya jodoh itu benar-benar rahasia Tuhan
bahkan orang yang sudah menikahpun tidak akan tahu apakah mereka menikahi jodoh mereka
yang mereka lakukan hanya meyakini bahwa suami/istri mereka adalah jodoh yang ditakdirkan Tuhan untuk mereka nikahi di dunia


sesungguhnya jodoh itu benar-benar rahasia Tuhan
benar-benar rahasia Tuhan,
yang bisa kita lakukan hanya meyakininya :)

Legenda Sampek-Engtay

1

Hari ini aku memutuskan untuk melahap habis buku yang baru kubeli beberapa hari lalu. Bukunya berupa kumpulan cerita pendek karangan Tere Liye, salah satu penulis favoritku. Buku ini bersampul merah bergambar hati yang dibalut perban, judulnya Sepotong Hati yang Baru.

Buku ini berisi delapan cerita pendek. Tapi, ada satu yang menjadi favoritku, judulnya Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay.

Cerpen Sampek-Engtay berkisah mengenai pemuda ahli kungfu bernama Sampek, dan perempuan pandai bernama Engtay. Mereka berdua bersama menimba ilmu di biara Shaolin. Engtay yang seorang perempuan, menyamar sebagai laki-laki dan menjadi teman sekamar Sampek. Tahun berlalu, akhirnya Sampek mengetahui bahwa Engtay adalah seorang perempuan. Kemudian, bisa ditebak, bersemilah cinta di antara keduanya.

Kisah cinta mereka tidak mulus, Sampek hanya pemuda biasa, sedangkan Engtay adalah seorang putri yang akan dinikahkan dengan pewaris tahta kerajaan. Berbagai kejadian tragis mewarnai kisah cinta mereka.

Apa yang membuatku sangat menyukai cerita ini? Alasannya adalah karena banyak hikmah yang bisa dipetik.

Favorit dari yang terfavorit, adalah kejadian di mana Sampek berdialog dengan kakek tua renta dari Gunung Kwa-Loon.

Saat itu, kakek renta yang digendong Sampek ternyata adalah seorang yang amat sakti, yang bisa mengeluarkan jurus legendaris. Sebelum pergi, ia memberikan wejangan untuk Sampek yang telah selesai menceritakan luka hatinya karena akan ditinggal menikah oleh Engtay. Inilah yang dikatakan kakek renta itu:

"Kau tahu kenapa hanya orang-orang yang sakit hati-lah yang bisa mneguasai jurus tersebut? Karena orang-orang sakit hati lazimnya tidak lagi mencintai kehidupan dunia ini. Ia tidak menginginkan siggasana. Ia tidak ingin tumpukan emas. Ia hanya ingin sendiri dengan seluruh luka di hati.. Kesedihan yang terkendali sungguh bisa menjadi kekuatan tiada tara. Kesedihan yang terkendali bisa membuat hati bersih, hati yang siap menerima kabar baik langit, termasuk kekuatan langit.."

Kalimat-kalimat itu, sungguh membuatku sadar. Coba deh, kita renungkan sama-sama. Pernahkah ngerasa sedaih? Pernahkan ngerasa ditinggalkan? Pernahkan ngerasa salah mempercayai orang? Pernahkah ngerasa patah hati?

Pernahkah ngerasa sakit hati sampai nggak ada lagi yang kalian inginkan?

Pada saat itu, yang kalian ingin hanyalah sendiri saja, menikmati merasakan rasa sakit yang menggerogoti hati. Sedih, sakit, semuanya menjadi satu. Lalu pelan-pelan, kalian menyadari bahwa segala sesuatu terjadi karena seizin Tuhan, bukan? Lalu kalian menyadari bahwa semuanya tidak luput dari rencana Tuhan. Lalu kalian perlahan berniat untuk melepaskan segalanya, mengembalikan semua pada Tuhan.

Menyerahkan hati yang terluka untuk bisa diobatiNYA...

Kesedihan yang terkendali dari orang-orang yang sakit hatinya, membuat mereka menyadari sesungguhnya isyarat-isyarat dan jawaban-jawaban Tuhan sudah seringkali dikirimkan, tapi dasar manusia, malah membuat penyangkalan dan beribu pembelaan dan pembenaran atas apa yang dilakukannya.

Hati yang sakit akan lebih siap menerima kabar baik langit.. Saat hati sakit, manusia meruntuhkan egonya, menyetujui bahwa ia memang bodoh, ia lemah, ia tak lebih dari pembuat kesalahan, penjaga yang lalai akan tugasnya, tugas akan menjaga hatinya sendiri. Oleh karenanya, setelah ego itu runtuh, pertanda-pertanda yang dikirim Tuhan akan terlihat lebih jelas, akan terlihat lebih banyak, akan tersadar, bahwa sesungguhnya diri ini yang mengabaikan jawaban-jawaban itu sejak dikirimnya doa.

Jadi, pesan untuk orang-orang yang telah atau sedang tersakiti hatinya, janganlah takut. Ini hanyalah awal untukmu menyadari kebesaran Tuhan. Ini adalah awal di mana kamu menyadari bahwa Tuhan sebenarnya sudah memberi banyak pertanda yang seenaknya saja kamu abaikan.

Kesedihan ini adalah kekuatanmu, asal kamu bisa mengendalikannya.

Kesakit hatian ini hanyalah hal kecil dibandingkan hal-hal besar, kekuasaan Tuhan yang mungkin pada akhirnya nanti kamu sadari.

Cerita legenda Sampek-Engtay ini sungguh hebat, sungguh penuh pelajaran.

Iqro' ... :)