Kenapa ya?
"Nez, mana Dyon?", tanya Fajar mengagetkan aku yang sedang melamun di depan monitor komputer.
"Hah? Dyon? Nggak tahu, Jar. Katanya ntar mau ke sini, tapi ga tau jam berapa. Kenapa?"
"Gapapa, tanya aja. Heh, kamu ngapain? Ngelamun melulu, kesambet baru tau rasa! Hahaha", katanya sambil menarik ujung rambutku.
"Siaaall, jangan tarik-tarik rambutku, Jaar..", akupun meninju lengannya. Sejenak kemudian aku tertawa terbahak-bahak melihat Fajar meringis dang mengusap-usap lengannya. Hahaha. Rasain, tuh!
Keributan kecil itu masih terjadi ketika Dyon masuk ruangan untuk menemuiku.
"Nez, pulang, yuk..", kata Dyon.
"Pulang sekarang, Yon??"
"Iya, ayok, sekalian jemput adek dulu, baru nganterin kamu pulang. Nggakpapa, kan, mampir dulu?"
"Nggakpapa lah! Bentar ya, aku siap-siap dulu.."
"Jaaar, tasku mana?? Kamu sembunyiin yaa? Ayooo, manaa???", aku menarik-narik baju Fajar sampai dia akhirnya memberikan tasku yang dia sembunyikan. Haah, anak ini memang nggak ketulungan usilnya.
Aku dan Dyon keluar ruangan dan menuju tempat parkir. Di lobi kampus, aku bertemu Nana, temanku, teman Dyon juga. Kamipun saling menyapa.
"Yang, Nana tuh kok bisa ya, jadi cewek anggun banget, lemah lembut, gitu..", kata Dyon setelah Nana berlalu ke arah yang berlawanan.
Aku cuma diam sambil mengingat-ingat kejadian di ruangan tadi, aku yang ribut dengan Fajar.
Iya ya, pertanyaanku belum terjawab. Kenapa ya.. Batinku.
Tanya Tak Terjawab
Posted on April 15, 2013 by Aulia Rachma
Related Posts:
Maaf Di sudut jalan ini, setahun yang lalu, aku melihat Damar. Itu benar dia, dengan jaket parasut biru tua, jaket yang kuhadiahkan di ulang tahunnya yang… Read More
Melepasmu "Jadi, kapan kamu berangkat?" tanya Nera sambil memainkan lemon di dalam minumannya. "Besok, seperti yang udah aku bilang. Aku berangkat besok." … Read More
Aku Ada Entah sudah berapa jam yang kita lewati dalam diam. Dalam remang cahaya yang meneduhkan. tidak ada kata yang terucap, padahal kita sedang bersebelaha… Read More
Percakapan Senja Hari pict from idgofreedownload.com Mendung tebal masih juga menggelayut di langit Jakarta sore ini. Seperti biasa, aku sudah membeli makanan untuk… Read More
Kembali Pulang Kontrakan ini sepi sekali. Ratih, teman kontrakanku satu-satunya. Maksudku, satu-satunya yang bertahan. Ratih pun akhirnya tak kuat berlama-lama deng… Read More
0 komentar:
Posting Komentar