Hai, apa kabar kamu hari ini?
Hari ini aku datang, untuk menceritakan kepadamu beberapa rahasia kecil yang aku simpan sendiri saja
Ah, tidak, pastilah tidak aku simpan sendiri, aku membaginya juga pada Tuhan
Berjanjilah kamu akan mendengarnya, ya
Kamu tidak usah menjawab juga tidak apa, karena sungguh aku hanya ingin membaginya padamu
Ini rahasia ya..
Sebenarnya, aku suka melihatmu dari jauh, dari sudut yang tersembunyi
Dari sudut yang mungkin tidak pernah kamu bayangkan
Tenang saja, aku bukan penguntit, kok
Maksudku sudut yang tersembunyi itu adalah suatu tempat yang aman, yang tidak kamu sadari keberadaannya
Mmm, iya lho, aku suka melihatmu yang seperti paling pendiam di antara gerombolanmu
Kamu hanya sesekali bercanda dan masuk ke dalam pembicaraan mereka
Setelahnya, kamu seperti punya duniamu sendiri, dunia yang belum sempat kumasuki
Ada lagi rahasia yang lain..
Sebenarnya, aku suka mendengarkan suaramu
Suka sekali, malahan
Suaramu itu, pelan, sedikit berat, tapi dengan mendengarkannya aku bisa merasa damai
Lucu ya, padahal pembicaraan kita hanya sebatas tugas-tugas kuliah atau masalah di organisasi
Tapi, suaramu itu, seperti membawa aku ke tempat yang lain, tempat yang damai
Kamu tak tahu, setiap frekuensi getaran suaramu itu masuk melalui telingaku, ada sesuatu, yang aku sendiripun tidak tahu apa itu, seperti menyusupi saraf-saraf dan mengantarkan respon unik ke dalam hatiku
Membuatnya merasa damai
Oh iya, apa aku sudah pernah bilang kalau aku suka melihatmu bermain gitar?
Belum ya? Hehehe, bodohnya, pastilah belum, aku mana punya keberanian sebesar itu untuk mengatakannya padamu sebelum hari ini
Jadi, aku sangat suka mendengarkan petikan-petikan dawai gitar yang kamu mainkan
Kamu suka menciptakan lagu bersama gitar kesayanganmu itu, lalu menyanyikannya, dan tak jarang, kamu juga minta pendapatku mengenai lagu yang kamu buat
Aku berani bertaruh, kamu tidak tahu debar jantungku yang seperti mau lepas dari tempatnya
Kalau kamu bisa mendengarnya, mm, ataupun merasakannya, mungkin kamu akan heran atau malah ketakutan, karena suaranya lebih mirip tabuhan bedug masjid daripada detakan organ yang dilindungi rusuk-rusuk di dada ini
Kalau sudah begitu, biasanya mulutku akan otomats mengatakan bahwa lagu itu indah
Walaupun ada satu kalimat lagi yang kutahan supaya tidak keluar
Kamu mau tahu kalimatnya?
Andai saja aku yang menjadi inspirasi dari lagu itu
Yah, kira-kira begitulah kata-kata yang kubiarkan terkulum dalam mulutku
Sebab aku cukup tahu diri
Kamu capek ya?
Mmm, tapi ini masih ada rahasia lagi yang kamu harus tau
Tunggu sebentar ya, tinggal satu aja kok..
Rahasia ini yang paling besar, adalah kenyataan bahwa aku menyayangi kamu, mm, atau cinta ya? Entahlah, mungkin kamu bisa menyimpulkannya sendiri dari rahasia-rahasia yang sudah aku ungkapkan sebelum ini
Memang benar aku terlalu takut mengatakannya
Siapalah aku ini, cuma temanmu, teman yang tidak seberapa dekat
Hanya mengenal, tapi aku selalu ingin dekat kepadamu
Aku selalu menunggu kesempatan untuk bisa dekat denganmu
Kalau saja kamu tahu, aku selalu menyelipkan doa, supaya aku punya satu kesempatan saja untuk melihat dan merasakan bagaimana rasanya kalau suatu saat nanti kamu membuka hatimu untukku
Hei, jangan sedih ya, tapi kemarin aku lihat pacarmu itu peluk-pelukan mesra dengan Afandi, anak fakultas sebelah
Sudahlah, jangan pikirkan dia lagi, dia tidak pantas untukmu
Mm, tidak, aku tidak akan mengatakan kalau aku lebih pantas untukmu
Hanya saja, aku tidak suka kamu dilukai olehnya
Kamu terlalu baik
Mungkin sudah cukup ngobrolnya hari ini ya, aku tidak ingin berada terlalu lama dan malah jadi mengganggumu
Aku pulang dulu ya, besok aku akan datang lagi
Akupun mengelus punggung tangannya sebelum pergi. Mungkin aku akan langsung pulang, jika saja aku tidak melihat pergerakan di jari-jarinya..
"Dokteeeeerrr, tangan Fredy bergerak!!!!," teriakku dari dalam kamar rawatnya.