Hiruk-pikuk mulai menghilang dari telingaku. Aku seperti terbius. Orang-orang yang tadinya ramai, lenyap satu per satu. Yang kutemui hanya sosok lelaki di hadapanku.
"Ken."
"Kaila."
Hanya dua kata itu yang bisa terucap. Tapi mata kita telah saling menatap dan berbicara banyak hal. Tentang masa lalu yang indah sekaligus menyakitkan. Telah kujelajahi konser demi konser, tempat satu ke tempat yang lain. Telah kukatakan pada diriku sendiri, bahwa aku pasti akan menemukanmu.
Menemukanmu di tempat sama seperti saat kita pertama kali bertemu. Lalu aku sekarang sudah menepatinya, sedang menepatinya.
Aku tidak lagi merasakan debum musik di bawah kakiku. Aku seperti melayang. Pertemuan ini bukankah sudah skenarioNYA? Setelah beberapa tahun silam kita memutuskan untuk berpisah. Bisa apa kalau semesta yang yakin untuk menyatukan lagi aku dan kamu menjadi kita?
Aku melihat diriku dalam matamu, Ken. Aku juga melihat masa depan kita di sana.
0 komentar:
Posting Komentar