Panggung yang sepi. Hingar bingar sudah usai beberapa jam yang lalu. Penonton yang berjubel, hentakan-hentakan kaki yang seolah mengguncang bumi lenyap sejak tadi. Masih terlihat beberapa kru membereskan ini dan itu dari atas panggung. Show yang sukses. Aku dan Daffa duduk di dalam mobil sambil memandang semua itu. Pintu mobil sengaja tetap dibuka, angin pun sukses merasuki pori-pori tubuhku dan menyiksanya dengan dingin.
"Gila! Siapa sangka akhirnya kita bisa ada di tahap ini juga, Rin.."
Aku diam, kupandangi wajah Daffa dari samping.
"Kamu liat kan orang-orang tadi hafal sama lagu kita? Kamu liat kan mereka teriak-teriak manggil nama kita?"
Aku menangkap kilatan bahagia dari mata Daffa.
"Kamu kok diem aja? Kamu sakit? Capek?"
Aku menggeleng sambil tersenyum.
Aku seperti tidak berada di sini, di samping Daffa.
"Kamu nggak seneng sama semua ini, Rin?"
Daffa mengubah posisi duduknya, mengarah padaku, menatap mataku lekat-lekat.
Aku tak kuat lagi. Pertahananku runtuh.
"Daffa, kapan sih, kamu mau dengerin aku? Passion-ku nggak di sini..."
Aku memperlihatkan buku cetakan pertamaku kepadanya. Buku yang sebentar lagi rilis dan berada di rak-rak toko buku. Impianku sejak lama, yang diacuhkan Daffa.
inspired by: Listen-- Beyonce
inspired by: Listen-- Beyonce