Minggu pagi yang cerah, secerah poloshirt yang kukenakan. Warna terang, warna baju yang biasa kupakai setiap bertemu dengannya. Ah, iya, dia yang selalu bilang kalau aku terlihat lebih tampan saat memakai baju berwarna cerah. Rumah Aira tidak banyak berubah. Satu bulan sudah aku tak mengunjungi rumah ini. Sesuai permintaannya.
Aku tak pernah salah ingat apapun tentangnya. Setiap Minggu pagi, rumah ini akan ramai oleh riuh rendah suara anak-anak kecil yang les melukis. Aira punya tangan malaikat, apapun yang digoreskan kuasnya pastilah indah.
Aku melangkahkan kaki mendekati pagar rumahnya. Pagar yang selalu jadi pemisah ketika aku mengantarnya pulang dari kampus. Pagar yang selalu jadi gerbang, tempatku melihatnya keluar dengan cantik dari balik pintu. Aira memang selalu cantik.
Hei! Itu Aira..
Aira tersenyum. Aku semakin bersemangat. Kupercepat langkahku. Sampai aku sadar..
"Halo, sayang, kamu dari mana aja sih, kok baru dateng? anak-anak udah nungguin, tuh. Masuk, yuk.."
Astaga..
Ada Jovi di belakangku. Kekasih barunya. Aira bahkan tidak menyapaku.
inspired by: mengejar mimpi -- Yovie n nuno
inspired by: mengejar mimpi -- Yovie n nuno
0 komentar:
Posting Komentar