Semalam, terlibat pembicaraan kecil dengan sedulur KKN pas kuliah. Dia menginap di kosan saya, sedang teman sekamar saya menginap bersama temannya yang sedang kedapatan Dinas Luar. Jadilah tinggal saya dan sedulur KKN saya itu, namanya Lintang.
Saya lupa bagaimana awalnya, tapi tiba-tiba kami membicarakan tentang visioner versus let it flow. Dua kepribadian yang saling bertentangan, tapi ternyata sama-sama bisa meraih sukses dengan caranya sendiri. Saya sendiri adalah si let-it-flow. Dengan bangganya saya bilang "aku nggak pernah bisa merancang rencana jangka panjang, apalagi step-step yang jelas untuk meraih impian atau target jangka panjang itu. yah, emang kadang aku rasa nggak bagus juga, sih, hahaha. tapi ya gimana lagi, aku tipe orangnya tuh njalanin apa yang udah di depan mata aja, yang masih jauh ya urusan nanti.."
Lalu diapun bercerita. Suatu hari, dia pernah nonton talkshow-nya Panji sama Bob Sadino. Panji adalah seorang yang visioner, dia punya tujuan yang jelas dalam hidupnya, dan tidak lupa untuk menyusun langkah-langkah pencapaiannya. Sementara, ternyata Bob Sadino adalah tipe let-it-flow. Dia tidak menyusun target-target, rahasia suksesnya adalah melakukan apa yang dia suka. Dua orang ini punya cara sendiri untuk meraih kesuksesannya.
Dari talkshow itu, Lintang jadi punya pandangan baru, bahwa orang yang bisa sukses ternyata bukan cuma tipe visioner saja, tapi si let-it-flow juga bisa. Keduanya pun punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sayapun juga jadi sadar bahwa menjadi seorang let-it-flow selama ini bukanlah suatu kesalahan. Bukan pula sesuatu yang memalukan. Tentu saya punya keinginan, mimpi-mimp yang ingin saya raih dalam hidup. Hanya saja, saya tidak terlalu ambil pusing dengan itu.
Karena seorang visioner dan let-it-flow itu nyaman dengan diri dan caranya masing-masing dalam meraih kesuksesan/apa yang mereka mau dalam hidupnya.
Seorang visioner, punya tujuan yang jelas. Mereka menyusun target-target secara rinci, membuat langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapainya, membuat plan A-Z demi berjaga-jaga bila salah satu langkah mereka gagal. Hal yang dilakukan para visioner ini, selalu mengundang rasa kagum dari para let-it-flow seperti saya. Kagum karena kepiawaiannya menyusun agenda kehidupan, dan kagum bagaimana si visioner ini tidak lelah memikirkan itu semua. Hehehe..
Sementara itu, seorang let-it-flow, menjalani apa yang ada di depan mata. Saya ambil contoh diri saya sendiri. Ketika SMA, saya ditanya mau masuk jurusan apa, saya baru memutuskannya ketika mau tes masuk Perguruan Tinggi. Ketika kuliah, saya ditanya mau kerja apa setelah lulus kuliah nanti, jawaban saya hanya "Nggak tau juga, sih, liat nanti aja rejekinya di mana, hehe..". Yang ada di pikiran saya saat itu hanyalah menyelesaikan apa yang memang harus saya selesaikan lebih dulu. Waktu SMA, yang saya pikirkan ya lulus UNAS dulu. Waktu kuliah, yang saya pikirkan dan persiapkan ya bagaimana caranya saya bisa lulus cumlaude dulu. Itulah, saya memang hanya melakukan persiapan dari hal-hal yang akan saya hadapi dalam waktu dekat.
Akhirnya saya sampai pada satu kesimpulan bahwa visioner dan let-it-flow itu sama baiknya, tidak ada yang lebih buruk atau lebih baik. Sebab masing-masing tipe ini memang nyaman dengan yang mereka lakukan. Yang jelas, kesuksesan datang pada mereka yang mau berusaha dan berdoa. Itu kunci pokoknya.
Yakin saja, mau visioner ataupun let-it-flow, yang penting lakukan yang terbaik di setiap fase kehidupan yang kita lalui. Tuhan tidak pernah tidur. Jadi, kamu seorang visioner ataukah let-it-flow?
0 komentar:
Posting Komentar