Kontrakan ini sepi sekali. Ratih, teman kontrakanku satu-satunya. Maksudku, satu-satunya yang bertahan. Ratih pun akhirnya tak kuat berlama-lama denganku.
Kepulan asap rokok di sana-sini. Sekarang sudah jam 11 malam dan entah ini kotak rokok ke berapa yang berhasil aku kosongkan. Apa yang lebih nikmat dari rokok dan kesendirian? Ah, hidupku kacau sudah, sejak orang itu pergi. Pergi ke jalan yang sama dengan jalan yang kutempuh saat ini.
Kopi pekat di cangkirku sudah terlihat ampasnya. Baru saja ingin kusesap, jika saja tak kudengar ketukan di pintu depan. Tak mungkin Ratih pulang, pikirku.
Pintu kubuka, dan...
"Untuk apa datang lagi?"
"Untuk mengembalikan kamu yang dulu.."
"Bercanda? Aku bahkan begini karena kamu."
"Lana, aku memang mungkin tak sebaik dulu. Tapi aku nggak pernah merasa sebaik ini karena berhasil nemuin kamu."
"Too late, maybe..", aku meniupkan asap rokok ke arahnya.
"Aku akan menebus keterlambatan itu dengan seluruh waktuku."
Lalu rokokku jatuh ke tanah. Tubuhku jatuh di pelukannya, masa lalu dan masa depanku.
"Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari http://www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku"
0 komentar:
Posting Komentar