Buket bunga yang diletakkan di teras sekian lama
Pernah terlihat seorang berjas cokelat membawanya
Di depan pintu, menanti
Anak kecil pernah melewati rumah itu
Terkesan dengan buket bunga
Warna-warni
Bahkan beberapa kali kupu-kupu mampir
Tapi ia teringat pesan ibunya
Jangan ambil apapun yang bukan miliknya
Ia pun pergi
Seorang wanita muda pun pernah melihatnya
Dengan tatapan penuh iba
Dan sayang
Saat kuntum wangi itu menunjukkan masa layunya mulai datang
Menguning di sana-sini
Beberapa sudut yang berubah warna
Pintu rumah itu masih saja tertutup
Hingga buket bunga itu tinggal tali pengikatnya saja
Sementara isinya telah tenggelam
Menyatu dengan tanah sebagai hara
Sampai suatu saat hujan turun
Dua telapak tangan terulur dari jendela, mencoba meraba hujan
Ia tersenyum, menangkupkan kedua tangan ke depan hidungnya
Seperti sedang mencium wangi bunga
Ah, mungkin seperseribu hara itu ada yang terbawa uap sampai ke awan
Turun sebagai hujan
Yang akhirnya sampai kepada penghuni rumah...
Walau lama.
Bagus kak tulisannya :)
BalasHapusterimakasih, fikri :D
HapusBuket bunga yang menawan, yang saya "tangkap" dari puisi ini.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusmultitafsir, itu yang bikin puisi selalu menarik.. makasi mba Titis :D - See more at: http://ceritatentangpelangi.blogspot.com/2014/12/buket-bunga.html?showComment=1418090195775#c2298157805828113715
Hapus