pict taken from amiquote.tumblr.com |
Aku ingin jadi secangkir teh hangat di meja tamanmu setiap sore hari. Dengan beberapa tetes madu kesukaanmu, aku akan jadi manis dan menenangkan. Lalu menanti kau meregukku pelan, dengan perasaan tenang setelahnya. Kecil saja perannya, tapi betapa beruntung jika aku bisa menemani sore yang jingga bersamamu. Ah, andai akulah secangkir teh itu.
Aku ingin jadi layar komputer yang seringkali menyita malam-malammu. Jam kerja sudah berakhir sore hari, tapi sering kau bawa tumpukan pekerjaanmu ke rumah, melanjutkannya. Lalu kamu pandangi terus layar komputer itu. Tapi, mungkin harus kupikir-pikir lagi lebih dulu jika aku jadi layar komputermu. Bukan, bukannya aku tak mau. Tapi, aku tidak yakin aku bisa terus menyala jika kamu pandangi berjam-jam seperti itu. Mungkin aku akan meredup sesekali, karena malu. Ah, andai akulah layar komputer itu.
Aku ingin jadi kacamata yang selalu kau kenakan itu. Tak pernah tertinggal, tak pernah terpisah se-senti pun denganmu. Hm, tapi bukan itu tepatnya alasanku ingin jadi kacamatamu. Kacamata membantumu untuk melihat segala sesuatu, kan? Maka itulah yang ingin kulakukan untukmu. Aku ingin berada di sisimu untuk melihat dunia, melihat sisi-sisi kehidupan yang mungkin tak bisa kau dan aku saksikan seorang diri saja. Ah, andai akulah kacamata itu.
Aku ingin jadi sepatu kesayanganmu. Aku tahu, sepatu kesayanganmu itu berwarna abu-abu gelap, kan? Mungkin kalau aku jadi sepatumu, aku mau pilih warna lain, yang lebih ngejreng, agar lebih terasa keberadaanku. By the way, aku ingin jadi sepatumu, karena dengan sepatu itulah kamu melangkahkan kakimu ke banyak tempat. Aku ingin jadi partner perjalananmu, kemana saja kamu melangkah. Menjelajahi keindahan alam raya, menengok sudut-sudut kemanusiaan yang sering luput dari pandangan. Sungguh aku ingin, berjalan bersamamu, membagi iringan langkah untuk meringankan lelah. Ah, andai saja akulah sepatu itu.
Ini adalah keinginan sederhana. Atau mungkin kau akan menyebutnya dengan keinginan konyol. Tak apa, ini juga hanya kiasan, kalau-kalau nanti kau bisa paham. Aku tahu, kau sama sekali tak berminat dengan sastra, hahaha.
Berandai-andai tak pernah menyelesaikan masalah, iya kan? Ya, aku tahu itu. Tapi malam ini aku hanya ingin menuliskan apa saja yang ada di benakku.
Mungkin malam nanti aku akan bangun, membisikkan keinginan-keinginan kecil pada bumi.
Agar langit mendengarnya.
Sampai jumpa di dalam sujud-sujud panjang :)
Andai menemukan pasangan yang menentramkan ya, mba. Semoga disegerakan. ;)
BalasHapusAamiin.. hihihi.. makasih doanya, mbak Ilaa.. makasih juga sudah mau mampiiir :D
Hapusih kereeeen ,, andai aku jadi layar komputermu ..wkwk gabisa terus nyala karna lamalama redup garagara malu dipandangi terus ..haha
BalasHapushehehe, makasih sudah mau mampir yaa, Nabil :D
Hapusketemuuu!!! ahahahaa
BalasHapussebenernya sih linknya dikasih anggi.. tapi akhirnya ketemu blog kece tempat si embaak yang jagoan nulis.. im super happy...
selamaat puasa yaa auliaa.. semoga mas mas bersepatu abu nya cepet diketemukan.. :*
mba anggi nemuuuu aja yak.. hahahaha
Hapussaya ngga jago nulis, mba, saya cuma doyan nulis aja.. :p
selamat puasa juga mba vitaaa :D
aamiin, semoga ya mba, mas bersepatu abu-abu yg menjadi teka-teki semua orang :p