Beberapa waktu yang lalu, saya
berkesempatan untuk mengunjungi salah satu kota besar di Pulau Sulawesi.
Kota Makassar. Satu tahun yang lalu sebenarnya saya sudah mengunjungi
kota ini juga, tapi hanya satu hari, full untuk bekerja, jadi nggak
memungkinkan saya untuk bisa jalan kemanapun. Syukurnya, tahun ini ada
kesempatan lagi untuk berkunjung ke sana. Dan, karena kali ini jadwal
tidak terlalu padat, saya bisa menyempatkan diri untuk berjalan-jalan,
walau yaa nggak jauh dari daerah sekitaran saya menginap.
Sedikit
review perjalanan, semoga bisa membantu siapapun yang membaca artikel
ini untuk memilih itinerary ketika (nggak sengaja) liburan ke Makassar
dengan waktu yang nggak lama. Check this out!
1. Pantai Losari
Pantai
Losari adalah sebuah pantai yang terletak di bagian Barat kota
Makassar. Pantai ini juga menjadi landmark kota Makassar yang sangat
terkenal. Sepertinya, belum sah ke Makassar kalau belum mengabadikan
momen di pantai ini. Memang tidak akan ditemui panorama khas pantai
berupa pohon kelapa, debur ombak, serta pesisir dengan pasir putih, tapi
keindahan sunset di sini tidak diragukan lagi. Saya beruntung bisa
menginap di tempat yang nggak jauh dari Pantai Losari, sehingga bisa
menikmati sore dengan santai, menunggu matahari tenggelam dengan
khidmat.
Pantai
Losari jadi tempat yang lazim bagi warga Makassar untuk menghabiskan
waktu. Di pagi hari, pantai ini dipenuhi orang-orang yang olahraga,
entah itu bersepeda, jogging, ataupun hanya jalan santai di sepanjang
garis pantai. Di sore hari, banyak juga yang berkumpul di sini, entah
ramai-ramai, sendirian, entah untuk nongkrong bersama atau hanya
menunggu pemandangan sunset (seperti saya). Di depan Pantai Losari juga
banyak kios-kios yang menjual jajanan khas kota Makassar, pisang epe'.
Kios-kios ini berada di seberang jalan, dan mulai buka di sore hari.
2. Masjid Amirul Mukminin
Masih
di sepanjang pantai Losari, ada sebuah masjid unik yang juga menjadi
ikon kota Makassar. Sebutlah nama Masjid Amirul Mukminin atau biasa
terkenal dengan Masjid Terapung. Masjid yang yang memiliki tiga lantai
ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan atau wisatawati
seperti saya, hehe. Bukan hanya menjadi tempat ibadah, tapi dari masjid
ini saya juga bisa menyaksikan pemandangan sunset yang indah.
Masjid
Amirul Mukminin ini tampak sangat mencolok dengan dua kubah besarnya
yang berwarna biru muda, serta dua buah menara yang menjulang di sisi
kanan dan kiri masjid. Dari segi arsitektur (maaf saya sotoy, padahal
bukan arsitek, hihi), masjid ini indah, unik, dan cute. Di kanan dan
kiri masjid, ada tangga melingkar yang menuju ke lantai 2 dan lantai 3.
Ada sedikit ruang terbuka (semacam balkon) di setiap lantainya yang
biasa digunakan pengunjung untuk duduk-duduk menikmati pemandangan dan
sejuknya angin. Penerangan di dalam masjid tampak cute dengan
lampu-lampu berbentuk bulat yang menggantung di langit-langit. Harus
banget ke masjid ini deh kalau ke Makassar :)
3. Masjid Raya Makassar
Masjid
Raya Makassar terletak di jalan Bulusaraung. Masjid yang menjadi salah
satu kebanggaan warga Makassar ini memiliki dua menara dan dapat
menampung hingga 10000 jamaah. Salah satu hal yang menjadi kesukaan saya
pada masjid ini adalah jendela-jendela besar yang memungkinkan
sirkulasi udara berjalan amat lancar. Awal masuk kok sepi, ternyata
lantai utama untuk sholat berada di lantai 2.
Nah,
di lantai 2 inilah saya akhirnya bisa menjumpai Al-Quran Akbar,
Al-Quran besar dengan ukuran 1x1,5 meter yang disimpan secara khusus
dalam kotak kaca. Terbersit rasa kagum yang membuat merinding, ketika
melihat indahnya tulisan dalam Al-Quran tersebut. Al-Quran Akbar ditulis
tangan oleh K.H. Ahmad Faqih Muntaha dan membutuhkan waktu satu tahun
penuh. Ditulis dengan tinta khusus yaitu campuran antara tinta bak china
dan air teh kental, tulisan dalam Al-Quran ini diprediksi akan awet
melekat pada kertasnya dalam waktu yang sangat lama.
4. Fort Rotterdam
Tidak
jauh dari Pantai Losari, tersebutlah benteng terkenal di Makassar
bernama Fort Rotterdam. Dari pantai Losari, saya tinggal mencegat angkot
berwarna biru untuk bisa sampai tepat di depan Fort Rotterdam. Tidak
ada biaya untuk masuk benteng ini, hanya harus mengisi buku tamu saja di
bagian dekat pintu masuk. Setelah mengisi buku tamu, saya disuguhkan
pemandangan indah kompleks benteng. Beberapa bangunan di sekeliling,
taman dengan rumput hijau di bagian tengah, dan tidak ketinggalan,
langit biru yang luas dan mempesona. Indah. Di kompleks benteng,
terdapat bangunan Museum La Galigo yang menyimpan sejarah kehidupan
masyarakat Makassar, kehidupan kerajaan Gowa Tallo, dan beberapa budaya
Makassar seperti baju adat, dan lain sebagainya. Untuk masuk Museum,
saya hanya harus membayar lima ribu rupiah.
Banyak
spot menarik (untuk foto-foto) di Fort Rotterdam. Tamannya,
bangunannya, bahkan reruntuhan bangunan yang ada di salah satu sisi
benteng. Di sini jugalah terdapat bangunan tempat Pangeran Diponegoro
diasingkan oleh Belanda hingga akhir hayatnya. Saya yang masuk dalam
bangunan itu merasa sangat miris, membayangkan Pangeran Diponegoro harus
mendiami ruangan yang amat sempit, dikelilingin tembok beton yang kokoh
(konon katanya sih temboknya dibuat sangat tebal, karena Pangeran
Diponegoro memiliki "ilmu" yang hebat, biar nggak bisa dijebol gitu
maksudnya.
Oh
iya, walau namanya Fort Rotterdam, benteng ini bukan dibangun oleh
Belanda, lho. Benteng ini asli dibangun oleh masyarakat Makassar. Namun,
sempat jatuh ke tangan Belanda dan akhirnya namanya diganti menjadi
Fort Rotterdam.
5. Pulau Lae-Lae
Masih
berada di sekitaran Pantai Losari, ada beberapa pulau yang bisa
dijangkau dengan waktu menyeberang hanya 10 sampai 15 menit saja, salah
satunya adalah Pulau Lae-Lae. Untuk wisatawan yang belum puas dengan
Pantai Losari, bisa mengunjungi pulau-pulau yang tidak jauh dari Makassar, seperti Pulau Lae-Lae, Pulau Khayangan, dan Pulau Samalona.
Namun, karena keterbatasan waktu yang saya miliki, saya hanya sempat
mengunjungi Pulau Lae-Lae.
Persis
di seberang Fort Rotterdam, ada dermaga kecil tempat wisatawan bisa
menyewa kapal/perahu untuk menyeberang ke Pulau Lae-Lae. Hanya dengan
seratus ribu rupiah (pulang-pergi/carter), usut punya usut sih tarif
menyeberang bisa lebih murah kalau pengunjungnya ramai-ramai, nggak
sendirian macam saya kemarin T.T.
Pulau
Lae-Lae adalah pulau kecil, ada penduduknya tapi nggak banyak. Pasirnya
lumayan putih, dan cukup mengobati kerinduan saya sama pantai. Pulau
ini memang nggak didesain untuk ada wahana olahraga laut dan sejenisnya,
pantai ini hanya untuk menghabiskan waktu bersantai, menikmati
pemandangan laut, mendengarkan debur ombak, dan merasakan sejuknya
hembusan angin.
Nah,
itu dia beberapa tempat yang berhasil saya kunjungi selama di Makassar.
Saya beruntung karena jadwal tidak terlalu padat, dan kesemua tempat
itu letaknya berdekatan satu sama lain, masih satu wilayah yang mudah
dijangkau, baik dengan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Salah
satu tips agar bisa mengunjungi tempat-tempat di atas dalam waktu yang
nggak terlalu senggang adalah dengan menginap di Jalan Somba Opu, karena
dekat sekali dengan Pantai Losari, paling cuma jalan kaki beberapa
menit sudah sampai. Penginapan/hotel di sana juga punya banyak variasi
harga, mau yang mewah ada, mau yang ramah kantong backpacker juga ada,
bisa dipilih lewat aplikasi-aplikasi pemesanan yang sudah booming
sekarang (saya sih biasa pakai traveloka dan agoda).
Bonus
tips untuk kalian yang mungkin pergi ke sini tanpa persiapan, dan
terpaksa harus jalan sendirian, ada baiknya disimak dulu:
1.
Berpenampilanlah yang biasa banget, jangan mencolok. Karena, dengan
bepergian sendiri itupun sudah membuat kalian terlihat mencolok, apalagi
perempuan.
2. Nggak usah ragu menunjukkan tampang judes jika dirasa "perlu"
3.
Kuasai baik-baik dulu tempat yang ingin kalian kunjungi (memastikan
transportasi untuk mencapainya, kondisi sekitarnya, dll), bisa dengan
bertanya pada teman, atau browsing di internet.
4. Jangan lupa berdoa :D
Saran
terakhir sih, sebaiknya jangan pergi sendirian, lebih asyik kalau ada
temennya, hehe. Okay, segini dulu cerita perjalananku selama di
Makassar. Sampai jumpa di perjalanan-perjalanan selanjutnya :D
salam dari sunsetnya pantai losari :) |
0 komentar:
Posting Komentar