pict taken from goodreads.com |
Assalammu'alaikum wr wb
Beralih sejenak dari seri petualangan Raib, Seli, dan Ali, kali ini aku mau mengulas sedikit novel karya Tere Liye (lagi) yang berjudul Tentang Kamu. Sekilas ketika membaca judulnya, aku agak-agak berprasangka kalau ini adalah novel yang berkisah tentang cinta nan menye-menye. Tapi, kembali mengingat bahwa orang di balik buku ini adalah Tere Liye, I always expect more than just an ordinary story. I believe that there must be something special about this book.
Dan aku nggak salah.. :)
Tentang Kamu bercerita tentang seorang pengacara muda bernama Zaman Zulkarnaen. Dia bekerja di sebuah firma hukum di London, yang mengkhususkan bidangnya pada hukum waris. Pada suatu pagi, dia mendapatkan tugas yang istimewa, menyelesaikan kasus warisan senilai 19 triliun rupiah yang ditinggalkan oleh seorang wanita bernama Sri Ningsih.
Siapa yang menyangka, penugasan itu akan membawa Zaman menelusuri kisah hidup Sri Ningsih yang sarat makna.
Petualangan Zaman dimulai di Paris. Bukannya pergi ke menara Eiffel, ia justru harus mengunjungi sebuah panti jompo tempat Sri Ningsih menghembuskan napas terakhirnya. Di sana Zaman bertemu dengan Aimee, seorang pengurus panti yang sabar dan baik hati. Melalui Aimee, pengacara muda itu mendapatkan cerita soal asal muasal Sri Ningsih sampai ke London. Dari tangan Aimee pula, Zaman mendapatkan diary Sang Pemilik Warisan, yang nantinya akan menjadi bekal utama Zaman untuk menuntaskan tugas pentingnya kali ini.
Fokus utama novel ini adalah kehidupan Sri Ningsih yang sangat-sangat tidak mudah, dan betapa mengesankannya cara wanita itu menuntaskan episode hidupnya dengan sangat apik. Terlebih lagi, bukan hanya apik untuk dirinya sendiri, tetapi diri Sri Ningsih telah menetap di hati banyak orang yang mengenalnya. Menjadi inspirasi yang tak pernah mati karena kebaikan hati dan budinya.
Sedang Zaman Zulkarnaen, tak ubahnya adalah diri kita yang sedang menelusuri jejak kehidupan Sri Ningsih. Aku sendiri paling terkesan dengan petualangan Zaman di Pulau Bungin. Aku turut merasakannya sesaknya, dan hampir putus asanya. Tere Liye pun dengan apik menggambarkan situasi "sumpek" yang ada di sana.
Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Kalau boleh kubilang, novel ini komplit. Perjuangan hidupnya ada, sejarahnya ada, pelajaran budayanya ada, bahkan kisah cinta yang bikin melelehnya pun ada.
Cobalah nanti kalian baca kisah cinta Sri Ningsih dengan Hakan Karim. Bagaimana cara mereka bertemu, bagaimana pengorbanan yang dilakukan Hakan, kehilangan mendalam yang mereka alami, dan banyak lagi. Kisah cinta yang inspiratif, dan jauh dari galau-galauan :p
Ah iya, selain komplit, kisah dalam buku ini juga bisa dibilang kompleks. Aku curiga Tere Liye mesti menggambar pohon masalah dulu sebelum menyelesaikan Tentang Kamu. Banyak masalah yang saling bertautan, tokoh-tokoh yang saling bersinggungan, dan tentu saja..
Tere Liye tak pernah lupa menyiapkan kejutan di akhir cerita!
Spoiler dikit, setelah menjelajah berbagai tempat, nanti Zaman akan kembali ke salah satu tempat yang pernah disinggahinya. Untuk apa? Menemui siapa? :)
Buku ini memang tebal, 524 halaman. Jujur akupun nggak sanggup menghabiskannya dalam sekali duduk. Bahkan, sempat aku tinggal beberapa lama, sampai akhirnya aku lupa cerita sebelumnya, dan mulai baca dari awal lagi. Tapi sungguh, sama sekali nggak menyesal baca novel bersampul cokelat ini :D
Akhir kata, Sri Ningsih adalah sosok yang benar-benar sempurna untuk frase "hati selapang lautan" :)
Sampai jumpa di review-review selanjutnya, Insya Allah.
Wassalammu'alaikum wr wb.. :)
0 komentar:
Posting Komentar