Terakhir kali menyentuh platform Kompasiana sekitar empat tahun yang lalu. Sudah lama hanya berkutat di blog pribadi, itupun tak seberapa aktif. Apa excuse-nya? Kesibukan di kantor tentu saja, haha. Lalu apa dong yang bikin aku tiba-tiba mampir lagi dan membuka akunku di Kompasiana?
Jadi beberapa waktu yang lalu, aku iseng mencari namaku di fitur pencarian khusus artikel akademis dan jurnal. Setelah membuka beberapa tautan yang mencantumkan namaku, tapi ternyata bukan aku (maklum, nama pasaran), akhirnya aku menemukan satu jurnal yang ditulis oleh Siswanto, judulnya "Sosok Presiden Ideal dan Tantangan Isu-Isu Global: Menimbang Aspek Kepemimpinan Capres pada Pilpres 2014". Aku telusuri lembar demi lembar, sampai akhirnya aku menemukan namaku tertera di situ. Guess what?! Salah satu artikelku di Kompasiana dijadikan rujukan dalam jurnal itu, judulnya "Kepemimpinan Ideal bagi Indonesia Menurut Ki Hajar Dewantara". What a surprise! Aku nggak nyangka, artikel yang kutulis tujuh tahun lalu itu teryata dijadikan referensi penulisan jurnal.
Jadilah aku kembali menyusuri jejak-jejak artikel yang pernah kuposting di Kompasiana. Kompasianer, itu gelar yang kusandang sebagai kontributor sejak tahun 2012 sampai 2015, tahun dimana artikelku tentang tips menabung untuk para perantau itu menjadi penutup karya-karya tahun sebelumnya.
Empat tahun absen dari Kompasiana, ternyata sudah banyak yang berubah. Mulai dari segi tata letak, sampai kategori artikel. Masih ingat banget dulu ada kategori "Muda", dan aku paling sering nulis artikel untuk kategori itu. Sekarang kategorinya sudah makin banyak dan beragam, berarti makin banyak juga tema tulisan yang bisa di-explore oleh para Kompasianer. Aku jadi semangat lagi untuk nulis di sana deh, hihi. Ah, memang nggak salah Kompasiana menyematkan tagline #BeyondBlogging, karena memang di platform ini kita bisa dapatkan banyak hal, lebih dari sekedar ngeblog!
Dalam rangka #11TahunKompasiana kali ini, aku mau bikin pengakuan bahwa aku rindu! Ya, aku rindu rasanya melihat artikelku terpampang menjadi headline. Aku rindu perasaan bangga ketika mengetahui bahwa tulisanku dibaca ribuan orang. Aku rindu merasakan menjadi seorang jurnalis yang karyanya tampil di platform berita.
Dear Kompasiana, terima kasih telah menjelma menjadi blog sosial sejak sebelas tahun lalu. Terima kasih telah menjadi wadah untuk menerbitkan karya, berinteraksi dengan para Kompasianer lainnya, dan memberikan rasa baru untuk dunia blogger. Long Live, Kompasiana!
Salam Kompasianer :)
0 komentar:
Posting Komentar