Kurikulum yang diberlakukan dalam
sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan
kurikulum tentu sudah melalui pengkajian panjang mengenai kelebihan dan
kekurangan kurikulum, perkembangan karakteristik peserta didik, sampai
penyesuaian dengan kompetensi yang harus dimiliki sumber daya manusia di era
globalisasi.
Saat ini ada tiga jenis kurikulum
yang digunakan oleh sekolah nasional, yaitu Kurikulum Tahun 2013, Kurikulum Darurat
(yang digunakan ketika masa pandemi Covid-19), dan yang baru-baru ini digaungkan
oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yakni Kurikulum Merdeka. Kurikulum
Merdeka memiliki tiga karakteristik sebagai berikut:
1.
Pengembangan Soft Skills dan Karakter
Pengembangan soft skills dan karakter melalui proyek
penguatan profil pelajar Pancasila.
2.
Fokus pada Materi Esensial
Fokus pada materi esensial, relevan, dan mendalam
sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik
dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3.
Pembelajaran yang Fleksibel
Keleluasaan bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang
sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan
melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Berdasarkan data dari Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sudah ada 143.265 sekolah yang menerapkan Kurikulum
Merdeka, mulai dari tingkat pra sekolah hingga sekolah menengah tingkat atas. Kurikulum
ini ditargetkan akan diberlakukan secara nasional pada tahun 2024-2025. Sementara
untuk saat ini, Kurikulum Merdeka baru diterapkan oleh sekolah-sekolah yang memang
sudah siap mengimplementasikan kurikulum tersebut dalam kegiatan
pembelajarannya.
Selain sekolah nasional, di
Indonesia juga banyak bertebaran sekolah-sekolah bertaraf internasional dengan
kurikulum yang tentunya berbeda dengan kurikulum yang digunakan sekolah
nasional. Di tahun 2018 saja, terdapat 192 sekolah internasional di Indonesia. Jumlah
ini bahkan menjadi yang terbesar di antara negara-negara di Asia Tenggara. Hal ini
membuktikan bahwa sekolah internasional juga menjadi jujugan para orang
tua dalam memilih lembaga pendidikan untuk anak-anaknya.
Beberapa kurikulum internasional
yang banyak diterapkan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.
Kurikulum Montessori
Metode yang diciptakan oleh Maria Montessori ini fokus
pada peserta didik sebagai individu yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, anak tidak akan dituntut untuk memperoleh nilai yang
paling tinggi, tapi fokus pada perkembangan anak. Metode ini memungkinkan
anak-anak bebas memilih untuk belajar hal-hal yang memang mereka sukai, namun
tetap dalam bimbingan dan pengawasan tenaga pendidik. Dengan demikian,
kurikulum Montessori ini mampu menciptakan peserta didik yang berkarakter, mudah
bersosialisasi, dan terlatih untuk berpikir kritis.
2.
Cambridge International
Kurikulum yang berasal dari Inggris ini mendapatkan supervisi secara langsung dari Universitas Cambridge. Fokusnya adalah melatih peserta
didik agar memiliki daya analitis, berpikir kritis, serta menguasai kemampuan
public speaking yang baik. Ketiga hal tersebut penting menjadi bekal untuk bersaing
di era global.
3.
International Baccalaureate (IB)
Kurikulum ini berasal dari Jenewa, Swiss, dan dibuat
pada tahun 1960. Dalam mengadaptasi kurikulum IB, sekolah terlebih dahulu harus
mendapatkan izin secara resmi berupa sertifikasi yang diperoleh dari organisasi
IB. Keunggulan kurikulum ini adalah sistem pendidikannya yang tidak hanya fokus
pada aspek kognitif, tapi juga menciptakan manusia yang memiliki empati dan
rasa solidaritas yang tinggi.
4.
Singaporean Primary School Curriculum (SPC)
SPC diterapkan mulai dari pendidikan usia dini, dasar, dan
menengah. Fokus pada potensi yang dimiliki setiap anak, menjadikan kurikulum
ini mampu mencetak peserta didik yang berkembang sesuai dengan minat dan
bakatnya, dengan dibekali kemampuan akademis dan keterampilan sosial yang
mumpuni.
Sekolah internasional banyak
diminati karena dinilai memiliki beberapa keunggulan, yakni terkait dengan penggunaan dan penguasaan bahasa asing (terutama bahasa Inggris), mendapatkan wawasan dan pengetahuan
global, serta memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di kampus-kampus
terbaik dunia.
Di level pendidikan tinggi,
Sampoerna University menjadi contoh penerapan kurikulum internasional yang
cukup sukses di Indonesia. Dengan pembelajaran berbasis STEAM yang digunakan di
kampus-kampus Amerika Serikat, mahasiswa Sampoerna University akan diajak untuk
lebih banyak berdiskusi dan terlibat dalam berbagai proyek yang menuntut
kreativitas dan inovasi. Di samping itu, kampus ini juga menjalin kerja sama
dengan University of Arizona untuk menyediakan program Dual Degree, sehingga
mahasiswa berkesempatan untuk meraih dua gelar sarjana sekaligus , yakni
nasional dan internasional.
Jadi bagaimanakah peranan
kurikulum internasional dalam sistem pendidikan di Indonesia? Jawabannya adalah
kurikulum internasional memberikan warna yang sangat positif dalam dunia
pendidikan nasional. Beberapa keunggulan dari sistem pendidikan bertaraf
internasional itu telah diadaptasi dan disesuaikan dengan kurikulum nasional.
Seperti Kurikulum Merdeka yang tidak lagi hanya fokus pada hard skill, tapi
juga soft skill peserta didik, serta memiliki pola belajar yang bisa diatur dengan
fleksibel. Kurikulum nasional yang telah mengadaptasi keunggulan-keunggulan kurikulum internasional ini menjadi kunci peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, karena memungkinkan masyarakat luas untuk mengakses pola pembelajaran yang mirip sekolah internasional dengan biaya yang lebih terjangkau. Dengan demikian diharapkan kualitas pendidikan
di Indonesia menjadi lebih baik ke depannya, serta mampu mencetak sumber daya
manusia yang berdaya saing global.
Sumber:
https://edu2review.id/mengenal-berbagai-macam-kurikulum-sekolah-internasional-di-indonesia/
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/
0 komentar:
Posting Komentar