Bulan April yang lalu, aku berkesempatan menyambung libur lebaran untuk jalan-jalan di Malang selama tiga hari. Sebenernya tujuan utamaku bukan ke Kota Malang nya sih, tapi pengen banget menjejakkan kaki lagi di Gunung Bromo. Terakhir kali aku ke sana sekitar tahun 2012, touring naik motor bareng rame-rame sama temen kuliah. Lalu nginep di rumah penduduk yang dulu pernah dipakai KKN sama salah satu anggota rombongan. Demi mengulang nostalgi indahnya matahari terbit dari bukit Penanjakan, akhirnya aku memantapkan hati untuk ajak suami dan anakku ke Bromo.
Sejak jauh hari aku udah nyari-nyari info paket tour Bromo di Traveloka dan Instagram. Buanyak banget pilihannya, spot destinasinya sih hampir sama yah, cuma harga paketnya menurutku cukup variatif, sama kayak hasil dokumentasinya, hehe. Namanya juga emak-emak yah, aku maunya harga terjangkau dengan hasil dokumentasi yang apik pula. Oh iya, aku emang berencana ambil paket trip yang sudah termasuk dokumentasi (foto) ya, karena trip ke Bromo ini kan bukan termasuk trip yang mudah diulang macem kayak liburan ke Puncak, wkwkw. Selain itu, pemandangan di sana juga bagus banget, dan pengen aja gitu punya stok dokumentasi yang proper untuk kami bertiga. Daripada bawa-bawa kamera sendiri kan rempong ya kaaan, mending kita difotoin aja.
Setelah menimbang satu dan lain hal, membandingkan ini dan itu, akhirnya pilihanku jatuh kepada Dolan Gunung Bromo. Dari segi harga, paket trip nya menurutku sangat affordable, dan yang nggak kalah penting adalah hasil dokumentasinya yang bagus-bagus (bisa dilihat di instagram-nya). Karena jujur, ada provider trip yang harganya murah, tapi hasil fotonya itu yaa kayak foto pakai hp aja, gitu. Jadi di Dolan Gunung Bromo ini, aku ambil paket yang private trip sunrise + dokumentasi foto, cukup dengan Rp1.550.000,- aja. Itu juga karena masa libur lebaran, jadi nambah 50ribu, aslinya mah Rp1.500.000,-. Oh iya, itu sudah termasuk transportasi PP Malang Kota-Bromo dan jeep selama di Bromo. Gimana, murah kaan?
Jadi perjalanan dimulai hari Kamis dini hari, kami dijemput tim Dolan sekitar jam dua belas malam. Dari Malang Kota, kami bermobil ke base camp nya Dolan, yang letaknya kurang lebih satu setengah jam-an lagi dari Gunung Bromo. Nah, di base camp ini isinya lengkap banget guys! Ada gorengan, indomie, kopi dan teh panas, sampai sarung tangan dan syal, juga jaket tebal yang bisa disewa kalau kalian ngerasa jaket kalian kurang proper untuk menahan dingin. Harganya juga wajar, aku beli sarung tangan, sepasang Rp15.000,- aja. Dari sini kami rencananya bakal pindah ke jeep. Tapi, karena satu dan lain hal, jeep-nya nunggu di atas, Desa Ngadas. Untung banget sih, tim Dolan itu gercep dan solutif, jadi daripada nunggu jeep-nya, kami langsung dianter nyamperin jeep-nya di Desa Ngadas.
Begitu sampai di Desa Ngadas, kami pindah ke jeep warna merah marun yang eyecatching, hihi. Karena kami ambil private trip, jadi 1 jeep isinya hanya kami bertiga, pak driver, dan tour leader merangkap fotografer kami yang namanya Ramzi. Perjalanan dengan jeep pun dimulai dari sana. Seru deh iring-iringan jeep menuju Bromo-nya, walaupun di luar masih gelap, tapi feel petualangan mengejar sunrise-nya tuh berasa. Belum lagi jeep juga naik turun kanan kiri ke segala arah, karena medannya yang mirip offroad berpasir.
Kami dipilihin spot sunrise yang lebih ramah anak, alias jalannya nggak nanjak dan jauh, biar kalau ada yang gendong anak tuh nggak gempor-gempor banget gais! Selain itu, dapat info juga kalau di Penanjakan udah full, jadi melipir lah kami di spot yang ini. Maafin aku lupa nama spotnya, hahahaha.
Perlahan tapi pasti, matahari mulai menampakkan cahayanya, mengusir gelapnya malam. Alhamdulillah cuaca juga lagi bagus, langitnya cerah, dan hawanya juga nggak terlalu dingin, jadi Kiya juga menikmati banget. Dia nggak kedinginan sama sekali, malah minta kupluk rajutnya dicopot aja, hahaha.
Pas ketika langit sudah terang sepenuhnya, kami beralih ke spot berikutnya, yaitu Pasir Berbisik. Tau dong, yang dulu sempat dijadikan tempat syuting film-nya Dian Sastro itu lhoo! Nah di sini alhamdulillah nya lagi, karena semalemnya sempat hujan, lautan pasir jadi nggak begitu berdebu kayak biasanya. Masya Allah banget kayak udah disiapkan cuaca dan kondisi yang pas banget selama di Bromo. Foto-foto di sini hasilnya keren banget, asli deeh!
Setelah dari Pasir Berbisik, jeep kami berjalan kembali menuju ke Gunung Batok. Di sana kami foto-foto di atas jeep.
Puas foto-foto, agenda selanjutnya adalah sarapan. Jeep melaju ke jajaran warung yang sudah mulai ramai pengunjung. Aku lupa waktu itu kami makan di warungnya siapa, dan warung yang mana. Yang aku ingat cuma pilihan lauk dan sayur yang sangaaatt beraneka ragam, rasanya sedeeepp banget, dan harganya pun muraaahhh banget. Seingetku aku dan suami hanya bayar Rp30.000-an untuk makan dan minum kami dua orang.
Nah, sebenernya masih ada satu lagi sopot ke kawah Bromo, tapi kami skip karena ya taulahh, anak tangganya banyak banget, dan jalannya juga jauh banget. Ditambah lagi si Kiya udah 5 watt alias ngantuk, jadi kami mutusin untuk langsung ke spot terakhir yaitu Savana Bromo. Masya Allah yah bagus banget savana waktu itu lagi hijau banget, dengan beberapa daerah yang tanamannya udah agak kering jadi warnanya cokelat eksotis gitu. Sayangnya di spot ini, aku nggak ikutan foto-foto karena Kiya udah tidur lelap di pangkuan, nggak mau bergeser sama sekali. Akhirnya pak suami lah yang akhirnya dapat sesi private foto ama si Ramzi, wkwkwk.
Sekitar jam 10-an siang, trip kami keliling Bromo sudah berakhir. Kamipun naik jeep lagi untuk kembali ke basecamp, dan akhirnya diantar lagi pakai mobil sampai ke hotel. Kalau nggak salah ingat, kami nyampai hotel lagi di jam 12 siang, pas sesuai sama jadwal di itinerary.
Alhamdulillah, akhirnya keturutan juga ngajak Kiya dan suami liburan ke gunung, hehehe. Super senang bisa menapak dan melihat lagi pesona Gunung Bromo yang nggak hilang sejak lama. Kiya dan suami juga menikmati banget perjalanan. Akupun happy karena punya stok foto buat konten, hahaha. Nggak deng, happy karena punya dokumentasi yang proper, yang bisa dikenang dan ditunjukin ke Kiya nantinya.
Overall, budget yang kami habiskan kurang lebih segini:
Kereta Surabaya-Malang (Arjuno Ekspres) Kelas Eksekutif: per orang Rp65.000,-
Hotel De Warna Zainul Arifin (3 Hari 2 Malam Include Sarapan) : Rp635.569,- ,simak ulasan singkatku soal Hotel De Warna di postinganku yang ini ya!
Paket Private Trip + Dokumentasi Foto dari Dolan Gunung Bromo: Rp1.550.000,- ; Bisa tengok-tengok paket wisata di IG Dolan Gunung Bromo.
Makan dan Rekreasi tipis-tipis selama di Malang: Rp500.000,- s.d. Rp750.000,-
Kereta Malang-Jakarta (Gajayana) Kelas Eksekutif: per orang Rp850.000,-
Okedeh, segini dulu postingan review jalan-jalan ke Bromo kali ini. Tahun ini entah akan liburan jauh lagi atau engga, karena budgetnya udah dipakai pulang kampung + liburan pas Lebaran kemarin, hihi. Semoga akan ada rezeki lagi dan lagi untuk bisa liburan melihat keindahan alam Indonesia bareng pak suami dan anak tercinta. Bye bye!
0 komentar:
Posting Komentar